- Anggota Koramil 03/Serpong Monitoring Ibadah Waisak
- Babinsa Manfaatkan Warung, Media Komsos dengan Warga
- Peduli Lingkungan, Babinsa Bersama Warga Bersihkan Rumput Kanan Kiri Jalan
- Ciptakan Keharmonisan, Babinsa Komsos dengan Lurah Sawah
- Ciptakan Lingkungan Bersih Babinsa dan Warga Nyebur ke Got
- Paling ditunggu Masyarakat, Jakarta Fair 2023 Akan Digelar Selama 33 Hari
- BNI Java Jazz Festival 2023 Jadi Momentum Bangkitnya Ekonomi Kreatif Indonesia
- Anggota DPR Indah Kurnia Apresiasi Gelaran BNI Java Jazz Festival 2023
- Gelaran BNI Java Jazz Festival 2023 Dorong Geliat Ekonomi Kreatif
- Taman RW 11 VTE Akan Dipercantik
MenKop Teten Arahkan Santripreneur Kembangkan Keunggulan Domestik Jadi Lahan Bisnis

Megapolitanpos.com, Jakarta - Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki menegaskan bahwa pihaknya akan menyiapkan dan mengarahkan bisnis santripreneur dan para calon saudagar di sektor-sektor usaha yang menjadi keunggulan domestik Indonesia.
"Kita memiliki laut yang begitu besar. Kita juga memiliki lahan subur yang begitu luas. Kita harus mampu membangun keunggulan domestik kita," kata MenKopUKM Teten Masduki dalam sambutan di acara Santripreneur Award 2022, Jakarta, Senin malam (21/11/2022).
Menteri Teten menambahkan, hampir semua negara di dunia kini tengah mencari keunggulan domestiknya masing-masing. Tak terkecuali, Indonesia. Contoh Norwegia yang dulu pendapatan terbesarnya dari migas, tapi sekarang, dengan riset yang kuat, pendapatan terbesarnya dari budidaya ikan salmon.
Baca Lainnya :
- LPDB-KUMKM Tingkatkan Sinergi dan Kolaborasi Dengan 16 Lembaga Penjaminan0
- Akses Dana Begulir Sejak 2013, KUD Mino Saroyo Rasakan Manfaat Bermitra dengan LPDB-KUMKM0
- KSPPS Nur Indah Abadi Jember Siap Wujudkan Koperasi Berdaya Saing Tinggi0
- Tenaga Pendamping Koperasi dan UMK Kunci Sukses KUMKM Naik Kelas0
- KemenKopUKM Ajak Pemda Bersinergi Perkuat Ekosistem yang Kondusif agar Usaha Mikro Naik Kelas0
Begitu juga dengan Selandia Baru yang bisa membesar pendapatannya hanya dengan tiga produk unggulan domestik yakni, daging, susu, dan buah-buahan.
"Kita punya laut yang begitu besar yang di dalamnya terkandung ikan tuna, lobster, dan sebagainya. Tapi, investasi di sektor kelautan ini baru 2 persen yang besar," kata MenKopUKM.
Contoh lain, Indonesia merupakan produsen CPO terbesar di dunia. Tapi, yang bisa diekspor baru sebatas minyak goreng. "Lihat Unilever yang terbanyak membeli CPO kita, mampu memproduksi banyak sekali jenis produk, dari mulai makanan, kosmetik, hingga farmasi," ungkap Menteri Teten.
Oleh karena itu, menurut Menteri Teten, pemerintah ingin mengubah hal itu dengan memulai industrialisasi dan sekarang dengan hilirisasi yang tidak lagi menjual bahan baku. "Industrialisasi sedang kita koreksi dengan melakukan industrialisasi berbasis keunggulan domestik dengan bahan baku lokal. Bukan lagi manufaktur berbahan baku impor," kata MenKopUKM.
Selain memiliki banyak potensi sumber daya alam, kata Menteri Teten, Indonesia juga memiliki banyak kekayaan produk-produk berbasis kreatif. "Maka, untuk menciptakan pengusaha tangguh, pendekatannya harus melalui inkubasi. Ibarat telur, dierami, ditetaskan, kemudian dibesarkan. Jadi, kita perlu menyiapkan inkubator-inkubator," kata MenKopUKM.
Ke depan, kata MenKopUKM, Indonesia membutuhkan banyak industrialis dan entrepreneur yang memiliki model bisnis yang inovatif. "Salah satu caranya, pemerintah terus mengembangkan ekosistem kewirausahaan," kata Menteri Teten.
Misalnya, porsi kredit perbankan untuk UMKM akan terus ditingkatkan dari sekarang sebesar 19,8 persen menjadi 30 persen pada 2024.
Selain itu, pendekatan perbankan dalam menyalurkan kredit dengan menerapkan agunan juga harus berubah, menjadi pendekatan credit scoring. "Perusahaan Fintech saja bisa kredit sampai Rp2 miliar tanpa agunan," kata Menteri Teten.
Untuk itu, Menteri Teten terus mendorong para pelaku UMKM go digital, dimana catatan keuangan harus sudah digital memakai aplikasi yang sudah banyak tersedia. Sehingga, kredit UMKM tidak lagi harus pendekatan agunan, melainkan credit scoring dari usahanya. "Ini solusi yang harus kita lakukan," ujar MenKopUKM.
Lebih dari itu, perizinan usaha juga terus dipermudah. Saat ini, untuk menjadi usaha formal, cukup dengan Nomor Induk Berusaha (NIB). Dengan NIB bisa mendapatkan izin edar, sertifikat halal, dan yang lainnya.
"Proses pengurusan sertifikat halal juga bakal dipersingkat, dari 21-25 hari menjadi 3 hari saja," kata MenKopUKM.(ASl/Red/MP).
