Ganjar-Mahfud Mendorong Periset Indonesia Meraih Nobel

By Agung Nugroho 31 Jan 2024, 07:07:24 WIB Headline
Ganjar-Mahfud Mendorong  Periset Indonesia Meraih Nobel

Keterangan Gambar : Wakil Ketua TPN Ammarsjah Purba


JAKARTA. Para ilmuwan Indonesia masih tertinggal dalam di pentas dunia. Tak heran bila hingga kini belum ada yang berkesempatan memenangi Hadiah Nobel. Alih-alih meraih penghargaan tertinggi itu, para ilmuwan kita kerap digambarkan hidup dalam  ekosistem, budaya riset, kelembagaan dan dukungan dana yang kurang mendukung. 

“Pasangan capres-cawapres Ganjar-Mahfud akan membuat terobosan, agar ada Generasi Z dan Alpha bisa meraih Nobel sebelum tahun emas Indonesia 2045,” ujar Wakil Ketua TPN Ammarsjah Purba, di Jakarta, Minggu 28/1. 

Menurut dia para Ilmuwan atau periset  kita masih terbenam dalam kungkungan birokrasi dan kerumitan prosedur administrasi dan pelaporan keuangan, Kenyataannya Hadiah Nobel lebih sering diraih para ilmuwan dari segelintir negara seperti  AS, negara-negara kawasan Eropa Barat, termasuk Jepang. Negara-negara itu, setidaknya, punya dua faktor yang mendukung ilmuwannya yakni ekosistem dan kesejahteraan. 

Baca Lainnya :

 “Kita sudah sama-sama tahu, insentif bagi peneliti di negara-negara tersebut, terbilang besar. Itu sebabnya banyak diaspora peneliti Indonesia yang lebih memilih tinggal di sana, ini yang harus kita hindari, bagaimana periset Indonesia bahagia dan betah bekerja di negeri sendiri,” tambah Ammar.

Bagi pasangan Ganjar-Mahfud, ilmu pengetahuan dan teknologi) adalah isu yang penting, meski membutuhkan waktu lama untuk memetik hasilnya, karena merupakan kerja penelitian yang butuh ketekunan. Generasi baru, utamanya Generasi Z dan Alpha adalah harapan bagi imajinasi masa depan, agar mampu menjadi periset berkelas Nobel pada Indonesia Emas 2045. 

Salah satu jalan dalam mencetak periset unggul  adalah kemudahan akses pendidikan bagi generasi baru. Capres Ganjar Pranowo adalah figur yang tak mengenal lelah memikirkan dan mencari solusi bagi pendidikan, terlebih bagi mereka yang tidak mampu secara finansial. Ikhiarnya antara lain adalah menjawab keluhan  atas kereportan urusan administrasi pertanggungjawaban keuangannya daripada substansi risetnya. 

“Ada beberapa hal dalam kultur akademik di Indonesia yang harus diperbaiki, agar bisa menggapai hadiah Nobel. Dalam hal kesejahteraan, Mas Ganjar dan Prof Mahfud akan meningkatkannya, mengingat anggaran riset Indonesia adalah yang terendah di antara negara anggota G20, yaitu 0,28 persen dari PDB pada 2020,” jelas Ammar. 

Pada seabad kemerdekaan,  ada  mimpi besar, salah satu warganya bisa meraih Nobel, dan lembaga riset (BRIN) mampu menghasilkan insan unggul dan kompeten di bidangnya. Pasangan Ganjar-Mahfud  siap menghadapi tantangan untuk memajukan iptek.

 “Mas Ganjar dan Prof Mahfud firm soal ikhtiar memajukan iptek, karena iptek berorientasi jauh ke depan. Bila kita hanya biasa-biasa saja dalam mengelola iptek, dikhawatirkan Indonesia juga bisa gagal  memetik bonus demografi,” demikian Ammar menutup penjelasannya.




  • DKI Raih Emas Di Final Loncat Indah Perorangan Putra Papan 1 Meter.

    🕔15:25:49, 10 Sep 2024
  • Sayid Iskandarsyah Tegaskan Agar Tidak Keliru Pemberitaan Dugaan Penyalahgunaan Dana UKW

    🕔17:09:33, 20 Jul 2024
  • Sekjen PWI Pusat, Sayid Iskandarsyah Menanggapi Isu yang Dinilai Keliru, Ini Penjelasannya

    🕔10:13:46, 18 Jul 2024
  • Ini Profil CAT, Anggota PPLN Den Haag Korban Rayuan Bejat Hasyim Asyari

    🕔21:37:29, 04 Jul 2024
  • Hasyim Asyari Resmi Dipecat Sebagai Ketua KPU

    🕔20:29:40, 03 Jul 2024