- Babinsa Koramil Serpong Gotong Royong Bantu Pelebaran Jalan di Masjid At Taqwa
- Awal 2025 BNN RI Ungkap Kasus Narkoba , Ada Tersangka WNA
- Dandim 0506/Tgr Monitoring Pengamanan Kunker Mendagri dan Mentri PKP
- Solidaritas Perempuan Untuk Indonesia Siap Berkontribusi Maksimal Dalam Pengembangan Koperasi di Indonesia
- Kapolda Pimpin Sertijab Pamen di Polda Jatim, AKBP Arif Fazlurrahman Resmi Jabat Kapolres Blitar
- Kepada OJK, Kemenkop Serahkan Daftar Koperasi Sektor Jasa Keuangan
- Dukung UMKM Naik Kelas, Kementerian UMKM dan PNM siapkan UMKM Champion di Daerah
- Serka Wawan Koramil 01/Teluknaga Gelar Komsos Bersama BPP
- Danramil 12/Rajeg Dukung Ketahanan Pangan di Rajeg
- Eratnya TNI dan Rakyat: Babinsa Sukamanah Komsos dengan Tokoh Masyarakat
Anggota DPR RI Arzeti Bilbina Dukung Susu Ikan Sebagai Alternatif Susu Sapi dalam Program Makan Bergizi Gratis
Keterangan Gambar : Anggota Komisi IX DPR RI, Arzeti Bilbina
MEGAPOLITANPOS.COM, Jakarta- Anggota Komisi IX DPR RI, Arzeti Bilbina, menyatakan dukungannya terhadap wacana penggunaan "susu ikan" sebagai pengganti susu sapi dalam Program Makan Bergizi Gratis yang diusulkan oleh Presiden terpilih Pilpres 2024, Prabowo Subianto.
Arzeti menyebutkan bahwa gagasan ini sangat positif dan dapat memberikan manfaat besar bagi peningkatan gizi masyarakat.
“Kami menyambut positif usulan tersebut, sangat baik,” ujar Arzeti saat menanggapi berita tentang rencana menu minuman "susu ikan" sebagai bagian dari program tersebut, sebagaimana dikutip dari keterangan tertulis pada Rabu, 11 September 2024.
Baca Lainnya :
- Solidaritas Perempuan Untuk Indonesia Siap Berkontribusi Maksimal Dalam Pengembangan Koperasi di Indonesia
- BAPAN Terus Dorong Dugaan Kasus Mantan Bupati Bintan untuk di Proses Hukum
- Wamenkop Genjot Transformasi Koperasi Wujudkan Mimpi Bangun Pabrik Milik Petani dan Peternak
- Munas Rekonsiliasi Dekopin, Bambang Hariyadi Terpilih Sebagai Ketum Dekopin 2024-2029
- Wamenkop: Penyaluran Pupuk Langsung, Bukti Presiden Prabowo Sayang Sama Koperasi
Namun, Arzeti menekankan bahwa penamaan "susu ikan" perlu diperbaiki. Ia berpendapat istilah yang lebih tepat adalah "minuman bergizi tinggi dari ikan", karena menurut para ahli gizi, penggunaan istilah "susu" sebaiknya dibatasi pada produk yang berasal dari kelenjar puting.
“Lebih tepat apabila dinamakan minuman bergizi tinggi dari ikan,” jelasnya. Ia juga menambahkan, “Ahli gizi kurang menyetujui istilah 'susu ikan' karena susu itu berasal dari puting, sementara ikan tidak memilikinya. Jadi, sebaiknya digunakan istilah yang lebih sesuai.” imbuhnya.
Terlepas dari masalah penamaan, Arzeti sangat mendukung penggunaan ikan sebagai sumber gizi dalam program tersebut. Ia menekankan bahwa ikan kaya akan omega-3, yang penting untuk perkembangan kecerdasan anak-anak.
“Kandungan dari ikan, seperti omega-3, sangat mendukung pembentukan generasi emas di masa depan. Ikan juga merupakan sumber protein berkualitas, vitamin, dan mineral yang mendukung kesehatan otak, kulit, serta meningkatkan sistem imun,” ujar Arzeti.
Ia juga menyoroti keunggulan ikan dibandingkan dengan sumber hewani lainnya, terutama dalam hal kandungan lemak baik dan omega-3 yang bermanfaat bagi pertumbuhan dan perkembangan otak.
Namun, Arzeti mengingatkan bahwa produsen minuman berbasis ikan saat ini masih terbatas, sehingga perlu dipertimbangkan ketersediaan produk sebelum dimasukkan secara rutin ke dalam program.
“Produk ini belum banyak dikenal dan dikonsumsi masyarakat. Perlu dipastikan ketersediaannya agar konsisten di dalam menu,” katanya.
Ia juga memperingatkan bahwa, seperti halnya susu sapi, "susu ikan" bisa menimbulkan alergi pada beberapa individu, serta faktor penerimaan rasa dan aroma yang mungkin tidak disukai oleh semua orang.(Reporter: Achmad Sholeh Alek).