- Helikopter Bell 412 TNI AD Kecelakaan di Bandung, Kadispenad: Kondisi Pilot dan Kru Selamat
- PSI Beri Dukungan Moril pada Ketua RT Riang Prasetya yang Tegakkan Aturan Tata Kota di Wilayahnya
- Kodim 0506/Tgr Bersama Polrestro Gelar Patroli Sekala Besar
- Sinergitas TNI/Polri Membaur di HUT Persit ke-77 Dalam Acara Fun Bike dan Fun Walk
- Kasdim 0510/Trs Hadir Musda Muhamadiyah ke-12
- Pengajian & Shalat Subuh Gabungan Kalibata, Mempelajari Kitab Nashaihul Ibad
- Demokrasi Pemilihan Ketua RW 03 Kelurahan Petir
- Apresiasi Predikat WTP BPK RI, namun Suwito Saren Soal Temuan BPK Minta Harus di Kontrol
- Babinsa Berikan Pembinaan dan Pelatihan Pramuka Saka Wira Kartika
- Babinsa Kedaung Baru Komsos dengan Tiga Pilar Bahas Kamtibmas
Telusuri Museum Wayang di Kota Tua, Berdiri Bekas Gereja Belanda

Keterangan Gambar : Museum Wayang menjadi salah satu museum terpopuler di Jakarta.
MEGAPOLITANPOS.COM, Jakarta - Museum Wayang merupakan museum yang memamerkan berbagai macam karya seni wayang, mulai dari sejarah perwayangan, edukasi, hingga pameran wayang pun juga ada di sini.
Museum Wayang menjadi salah satu museum terpopuler di Jakarta. Letak museum ini berada di kawasan Kota Tua Jakarta, yang berlokasi di Jalan Pintu Besar Utara No. 27 Pinangsia, RT.3/RW.6, Kota Tua, Kecamatan Taman Sari, Kota Jakarta Barat.
Baca Lainnya :
- Kasad Sematkan Pangkat Baru Kepada Kolonel Inf Ali Imran0
- BPH Migas Ajak Masyarakat Awasi Distribusi BBM Bersubsidi0
- DPR Sebut Perwakilan Kantor LPS Perlu Di Daerah 0
- Baihaki : Larangan Bukber Antar Pejabat Sebagai Sesuatu Yang Wajar0
- Koramil 02/Btc Bagikan Takjil Gratis Untuk Pengguna di Jalan Daan Mogot0
Dilansir dari situs Asosiasi Museum Indonesia (AMI), Museum Wayang awalnya merupakan sebuah gereja tua yang didirikan oleh VOC pada tahun 1640 dengan nama ‘de oude Hollandsche Kerk’. Hingga tahun 1732 gedung tersebut berfungsi sebagai tempat peribadatan penduduk sipil dan tentara Belanda yang tinggal di Batavia, Jakarta.
Lalu, di tahun 1733, gereja tersebut berubah nama menjadi "de nieuwe Hollandsche Kerk" dan berdiri hingga tahun 1808. Kemudian, bangunan tersebut sempat hancur total karena gempa bumi.
Setelah itu, bangunan tersebut diserahkan kepada Stichting Oud Batavia untuk dijadikan sebagai museum dan diberi nama de Oude Bataviasche Museum atau Museum Batavia Lama.
Kemudian, di tahun 1957, pemerintah menyerahkan gedung Museum Batavia Lama kepada Lembaga Kebudayaan Indonesia (LKI), dengan nama Museum Jakarta Lama, yang kemudian berubah nama menjadi Museum Jakarta pada 1 Agustus 1960.
Hingga pada tahun 1968, Museum Jakarta diserahkan kepada Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Kemudian, Museum Jakarta beralih menjadi Museum Wayang yang diresmikan pada 13 Agustus 1975 oleh Ali Sadikin Gubernur DKI Jakarta pada saat itu.
Jenis koleksi yang dipamerkan di museum ini pun beragam, diantaranya ada wayang kulit, wayang golek, wayang beber, wayang klitik, wayang revolusi, wayang suket/mainan, lukisan, boneka, patung kayu, topeng, dan gamelan.
Di lantai dasar, pengunjung dapat menemukan berbagai macam koleksi karya seni wayang asal Indonesia, seperti wayang orang dan ondel-ondel. Di sana juga terdapat tahap-tahap pembuatan wayang kulit.
Selain itu, di lantai satu juga terdapat makam Jan Pieterszoon Coen yang merupakan Gubernur-Jenderal Hindia-Belanda yang keempat dan keenam.
Di lantai dua terdapat koleksi boneka tradisional dari Indonesia, seperti boneka Unyil. Ada juga koleksi boneka dari berbagai negara, mulai dari boneka Inggris, Amerika, Rusia, Malaysia, Vietnam, Thailand, Cina, Korea, bahkan Suriname.
Pengunjung yang datang ke Museum Wayang ini pun beragam, ada dari turis luar negeri, pengunjung luar kota, hingga rombongan Sekolah Internasional.
Pengunjung hanya perlu mengeluarkan uang sebesar Rp. 5 ribu per orang untuk mendapatkan tiket masuk ke museum ini. Untuk mahasiswa dikenakan tarif sebesar Rp. 3 ribu. Sementara untuk anak-anak hanya dikenakan tarif Rp. 2 ribu per anak.
Museum Wayang ini buka dari hari Selasa sampai Minggu, mulai dari pukul 09.00 - 15.00 WIB. Untuk hari Senin dan hari libur nasional, museum ini tidak beroperasi alias tutup. ** (SMKN 42 Jakarta)
