- Kodim 0506/Tangerang Gelar Kegiatan Bersih-Bersih: Antisipasi Banjir dan Wabah DBD
- Ketum PRSI Hadiri Pembukaan World Robotic Competition 2025 Malaysia
- Babinsa Koramil 14/Panongan Melaksanakan Komsos untuk Mengajak Masyarakat Mengaktifkan Siskamling
- Dukung Kemajuan Industri Furnitur Nasional, Kemenkop Jajaki Kemitraan Strategi Koperasi dengan BMN
- Serter, Babinsa Koramil 10/Sepatan Komsos di Kantor Desa Sangiang
- Kasus Tukar Pasangan dan Penyebaran Konten Pornografi Berhasil Diungkap Siber Polda Metro
- ASPIKOM Jabodetabek Gelar Jambore Nasional Komunikasi (JNK) 2024
- Barata Siap Advokasi Keresahan Warga Permata
- Perayaan HUT PDIP ke-52 Ajang Refleksi Partai, Histori Perjalanan Panjang PDI-P Seru Megawati
- Pusat PVTPP Dorong Varietas Hoya Yogyakarta Menuju Pentas Dunia
Pusat PVTPP Dorong Varietas Hoya Yogyakarta Menuju Pentas Dunia
Keterangan Gambar : Pusat Perlindungan Varietas Tanaman dan Perizinan Pertanian (Pusat PVTPP) Kementerian Pertanian (Kementan) terus mendorong pengembangan dan pelestarian Hoya Yogyakarta
MEGAPOLITANPOS.COM, Jakarta- Pusat Perlindungan Varietas Tanaman dan Perizinan Pertanian (Pusat PVTPP) Kementerian Pertanian (Kementan) terus mendorong pengembangan dan pelestarian Hoya Yogyakarta, tanaman asli Indonesia yang tidak hanya memiliki nilai budaya lokal tetapi juga potensi besar dalam menggerakkan ekonomi, baik di tingkat nasional maupun global.
Kepala Pusat PVTPP Kementan, Leli Nuryati, menjelaskan bahwa Hoya berpotensi besar memiliki nilai ekonomi tinggi, terutama melalui pengembangan varietasnya untuk memenuhi kebutuhan pasar domestik dan ekspor. “Potensi Hoya sangat besar dalam menggerakkan perekonomian. Saat ini kami menunggu pendaftaran 40 varietas Hoya lainnya oleh perkumpulan pelestari Hoya yang berbasis di Yogyakarta,” ujarnya pada Jumat, 10 Januari 2025.
Hoya Yogyakarta telah menjadi salah satu tanaman yang digemari di berbagai belahan dunia. Proses pendaftaran varietas tanaman ini memerlukan penelitian panjang, seperti yang diungkapkan oleh Hervia, seorang pelestari Hoya sekaligus pemrakarsa pendaftaran varietasnya. “konservasi tanaman Hoya sudah berlangsung selama puluhan tahun. Tangkai bunga baru bermunculan setelah 5–10 tahun pemeliharaan, dan saat itu tanaman dapat dideskripsi serta diberi nama,” jelas Hervia.
Baca Lainnya :
- Pusat PVTPP Dorong Varietas Hoya Yogyakarta Menuju Pentas Dunia
- Saling Dukung Antar KL, Bapanas dan Bulog Berkomitmen Serap Hasil Panen Petani Dengan Harga Tinggi
- Mengundang 2 Orang Peternak Mentan Amran Selesaikan Curhatan Peternak Madiun
- Kunker ke Lampung, Mentan Amran Bereskan 5 Keluhan Petani-Peternak
- Pakar Kebijakan Publik : Pangkas 145 Regulasi, Kebijakan Distribusi Pupuk Langsung Ke Petani Dinilai Tepat
Sebagai bentuk dukungan nyata terhadap pelestarian Hoya, Pusat PVTPP bersama dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) serta Dinas Pertanian, Pangan, dan Perikanan (DP3) Kabupaten Sleman telah berhasil mendaftarkan sepuluh varietas Hoya secara nasional. Kesepuluh varietas tersebut adalah Pubi sembada, Asteria Maron Sembada, Cinta Sembada, Jawa Sembada, Sembada Rejo, Eksabinangun, Jenar Kuthuk, Planthaven, Padasan, Suweng Jambon.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala DP3 Sleman, Suparmono, menyampaikan apresiasi atas proses cepat pendaftaran varietas yang hanya memakan waktu tiga hari setelah dokumen lengkap dan benar. “Upaya ini membuktikan komitmen kita dalam menyelamatkan kekayaan hayati, mencegah pencurian kekayaan alam, dan memperkuat pencatatan serta dokumen varietas. Kami berharap Hoya dapat menjadi ikon ekowisata yang mendorong ekonomi lokal Sleman,” ungkapnya.
Dalam momentum ini, juga diluncurkan buku berjudul Ketika Hoya Berbunga, sebuah karya yang mendokumentasikan perjalanan panjang penelitian, pelestarian, dan pendaftaran varietas Hoya di Indonesia. Buku ini diharapkan menjadi referensi penting bagi pelaku industri hortikultura, akademisi, hingga masyarakat umum yang ingin memahami lebih dalam tentang potensi dan keunikan Hoya.
“Buku ini tidak hanya menceritakan proses teknis dan ilmiah, tetapi juga menggambarkan upaya bersama untuk menjadikan Hoya sebagai simbol pelestarian kekayaan hayati dan kebanggaan Indonesia,” ujar Leli Nuryati.
Dengan berbagai upaya tersebut, Hoya Yogyakarta diharapkan mampu menjadi komoditas unggulan yang semakin mendunia, sekaligus memperkuat posisi Indonesia sebagai salah satu pusat biodiversitas dunia.(Reporter: Achmad Sholeh Alek).