Azharuddin: Pengelolaan Tanah Bengkok Desa Sudah Sesuai Aturan Perundangan

By Johan MP 15 Okt 2022, 18:28:12 WIB Jawa Timur
Azharuddin: Pengelolaan Tanah Bengkok Desa Sudah Sesuai Aturan Perundangan

Keterangan Gambar : Ketua PAPDESI Kabupaten Blitar H. Tri Haryono


MEGAPOLITANPOS.COM, Blitar - Perkumpulan Aparatur Desa Seluruh Indonesia (Papdesi) Kabupaten Blitar menggelar rapat kusus menyikapi polemik yang berkembang dimasyarakat tudingan miring terhadap pengelolaan tanah bengkok, sejumlah koordijator lapangan kepala desa se Kabupaten Blitar menggelar rapat koordinasi di "Angkringan Randu" Desa Sumberagung Kecamatan Gandusari pada Jum'at (14/10/22).

Rapat koordinasi dipimpin oleh oleh Ketua PAPDESI Kabupaten Blitar H. Tri Haryono bersama jajaran pengurus, dan semua ketua koordinator kecamatan.

Drs.Azharuddin selaku juru bicara PAPDESI Kabupaten Blitar mengungkapkan, pertemuan ini untuk menyikapi munculnya statemen yang diduga bersumber dari  ABPEDNAS yang dinggah di sosial media seeta lembaga swadaya masyarakat (LSM) di Kabupaten Blitar, terkait tambahan tunjangan Kepala Desa dan  Perangkat Desa, yang bersumber dari tanah bengkok. 

Baca Lainnya :

"Itu harusnya dipahami mereka, masalah pengelolaan tanah bengkok jelas ada aturannya, jagan lantas kami di pemerintahan desa lantas dihakimi dan melanggar aturan," ungkapnya

Apa yang menjadi hak dan kuwajiban lanjut Azhar, PAPDESI dalam melangkah sudah sesuai amanat PP no.11 perubahan PP  43 dan PP 47. Pada pasal 100 tanah bengkok dapat digunakan sebagai tambahan tunjangan Kepala Desa dan Perangkat Desa. " Ayat 3 ini jelas sesuai ketentuan kalau kita bisa memahami semuanya ini bahwa perubahan itu sebenarnya adalah untuk mengembalikan tanah bengkok sebagai kewenangan hak asal usul desa, sebagai ganjaran bagi pelaksana perangkat desa," tandasnya

Pihaknya sangat menyayangkan kenapa ada kelompok kelompok yang berbeda. Padahal jelas disebutkan sesuai pasal 100, PP no. 43 yang sudah mengalami perubahan yakni PP 11. Azharuddin yang juga sebagai Kepala Desa Mandesan Kecamatan Selopuro menekankan, sampai hari ini  Pemerintah Desa  berusaha melakukan kegiatan itu dengan membuat aturan sendiri yang namanya Perdes.

"Kami  tidak salah membuat Perdes dan tidak mengikuti peraturan yang ada, yakni tentang undang-undang 30 tahun 2014 pasal 4,  Kepala Badan, Kepala Pemerintahan, bisa melakukan diskresi membuat aturan kebijakan terhadap sesuatu kegiatan yang belum diatur oleh peraturan yang ada," imbuhnya.

Selanjutnya dengan penyesuaian, Perdes adalah sebuah produk hukum yang legal tapi karena dibuat mengacu pada undang-undang nomor 30 tahun 2014 bab 4 yang membolehkan bagi Kepala Badan untuk melakukan diskresi.

"Sehingga kami nanti ke depan akan melakukan dialog dengan mereka dalam rangka untuk menyatukan visi, agar Kabupaten Blitar tetap kondusif dan di antara elemen yang ada di satu desa baik LSM maupun media satu visi satu pemahaman untuk memajukan desa.

"Kami  ingin bersama-sama untuk merapatkan barisan untuk koordinasi bersama dengan beliau-beliau semuanya," pungkasnya. (za/mp)




  • Kapolres Blitar Kota Beri Penghargaan Kepada Warga yang Bantu Ungkap Kasus Pembakaran Mobil

    🕔09:05:15, 24 Mei 2025
  • Pembentukan Pengurus Koperasi Merah Putih Agar Tidak Instruksional dan Tetap Berpedoman pada UU 25 Tahun 1992 Tentang Koperasi

    🕔13:59:13, 22 Mei 2025
  • Pemkot Blitar Gelar Upacara Hari Kebangkitan Nasional ke-117 Wujudkan Pemerintah Kota Blitar Semakin SAE dan Tangguh

    🕔15:29:06, 21 Mei 2025
  • Disnaker Memandang Penting Sertifikasi Kompetensi Berdasarkan Klaster Skema Digital Marketing

    🕔17:07:14, 19 Mei 2025
  • Apel Jam Pimpinan Polres Blitar - Penekanan Terhadap Aksi Premanisme Berkedok Ormas

    🕔13:13:05, 19 Mei 2025
  • 29°CHujan sedangJakarta - Hari Ini

    Selasa

    29°C

    Rabu

    32°C

    Kamis

    31°C

    Jum'at

    30°C

    Sabtu

    31°C

    Minggu

    29°C


    Kanan - Iklan Sidebar

    Temukan juga kami di

    Ikuti kami di facebook, twitter, Instagram, Youtube dan dapatkan informasi terbaru dari kami disana.