- Mas Brotum Kaesang Ketum PSI, PSI DKI : PSI Tidak Bisa Dikucilkan Lagi
- Bupati Asahan Hadir Rapat Paripurna DRPD Kabupaten Asahan
- Bersama Forkopimda, Kapolres Trenggalek Hadiri Pelepasan Kafilah MTQ XXX Jatim
- Bupati Kukuhkan Karang Taruna Kabupaten Asahan Masa Bhakti 2023-2028
- SAH, Henry Ch Bangun Terpilih Sebagai Ketua Umum PWI Pusat Masa Bakti 2023-2028
- KONGRES KE-XXV PWI 2023 Mulai Hitung Suara Pemilihan Ketua Umum 2023-2028
- BNI Bantu Kemendikbudristek Salurkan Lebih dari Rp1,8 T Dana PIP
- Kemendag, Bulog, dan Muhammadiyah Gelar Pasar Murah, Mendag Zulkifli Hasan: Bantu Masyarakat Dapatkan Bapok dengan Harga Terjangkau
- Gelar Standardisasi UMK pada PLUT-KUMKM, KemenKopUKM Gandeng BSN
- Wajah Baru ATM Link, Dorong Akses Layanan keuangan yang Lebih Luas dan Inklusif
Pemberontak RSF Menyerang Kantor-kantor Perwakilan Asing dan Rumah Sakit

Keterangan Gambar : Poto Istimewa
Megapolitanpos.com, Jakarta- Pemberontak RSF menyerang tempat tinggal, kedutaan, dan properti sejumlah misi diplomatik di Khartoum. Puncaknya adalah insiden malang yang menyebabkan pembunuhan asisten atase administrasi di kedutaan Mesir.
Rumah duta besar Uni Eropa juga diserang. Mobil duta besar Turki menjadi sasaran serangan, mungkin saja untuk tujuan membunuhnya. Kedutaan besar Kesultanan Oman dirampok. Rumah duta besar Korea Selatan diserang. Sejumlah kedutaan dijarah, antara lain: Kesultanan Oman, Indonesia dan Malaysia.
Kedutaan India menjadi sasaran pencurian. Mobil milik kedutaan AS diserang. Begitu juga pesawat Turki yang bertujuan untuk mengevakuasi warganya juga diserang sehingga mengakibatkan cedera salah satu awaknya.
Baca Lainnya :
- Menkop Teten Sebut, Indonesia Butuh Lebih Banyak Wirausaha dari Kalangan Mahasiswa0
- Dana Bergulir LPDB-KUMKM Dorong Produktivitas Bisnis Koperasi0
- Optimalkan Momentum Pertumbuhan Trafik Penumpang, Garuda Indonesia Hadirkan Discount Tiket Hingga 80%0
- Pameran Terlengkap di Indonesia, Sea Indonesia Resmi dibuka Dirjen PDSKP KKP0
- KemenKopUKM Berkomitmen Ciptakan 1 Juta Wirausaha Baru Hingga 20240
Konvoi kendaraan evakuasi milik kedutaan besar Prancis juga diserang. Kementerian Luar Negeri juga telah menerima sejumlah laporan dari kedutaan Yaman, Suriah, Maroko, Spanyol, Korea, Swiss, Rusia dan Ethiopia, mengenai penempatan RSF di dekat markas besar misi tersebut, dan penghancurannya dari kamera pengintai eksternal.
Harapan Mendatang
Angkatan Bersenjata Sudan adalah institusi nasional tertua di Sudan. Usianya hampir 100 tahun sehingga menjadikannya salah satu tentara tertua di wilayah tersebut. Ini juga dianggap sebagai perwujudan dari semua pilar persatuan nasional di negara ini.
Tentara Sudan turut berpartisipasi dalam membangun dan melatih tentara dari sejumlah negara sahabat, selain ikut dalam pasukan penjaga perdamaian internasional di sejumlah negara.
Karena itu, tentara Sudan sepenuhnya menyadari perlunya mematuhi kontrol dan disiplin profesional dalam aturan keterlibatan dalam menanggapi pemberontakan saat ini untuk menjaga kehidupan dan harta benda warga Sudan.
Pemberontak RSF, setelah kehilangan semua kekuatan dan dukungan logistik, seperti disebutkan di atas, melakukan berbagai tindakan yang bertentangan dengan agama, moral dan adat istiadat, serta hukum internasional, sehingga mereka dibenci oleh mayoritas rakyat Sudan.
Bahkan pendukung politiknya di dalam negeri dan sekutunya di luar negeri juga merasa malu dengan perilaku biadabnya. Di lapangan, pemberontak RSF telah kehilangan lebih dari 90% kemampuan tempur mereka di sebagian besar wilayah Sudan yang berjumlah 18 wilayah.
RSF juga kehilangan lebih dari 70% pasukannya di ibu kota. Mereka memiliki hampir 50 ribu personil dan lebih dari 2000 kendaraan tempur yang dipersenjatai dengan baik. Militer Sudan memperhitungkan bahwa perang ini akan segera berakhir, atas izin Allah.
Mengenai kondisi warga di ibu kota yang dihuni oleh hampir delapan juta orang, data menyebutkan bahwa lebih dari setengahnya masih tinggal di banyak lingkungan yang aman. Belum ada kamp pengungsi akibat operasi militer.
Sebagian besar dari mereka yang terpaksa meninggalkan rumah mereka di ibu kota telah mengungsi ke kampung halaman mereka di berbagai daerah. Kehidupan warga berjalan normal, meskipun terdapat berbagai kesulitan.
Sebagian warga juga memilih mengungsi ke beberapa negara tetangga, seperti Mesir, Chad dan Sudan Selatan. Tentu saja, menghentikan perang, mencapai perdamaian, dan mewujudkan keamanan dan ketentraman di hati warga adalah tujuan final Angkatan Bersenjata Sudan, Tapi proses politik tidak akan terjadi kecuali setelah pasukan pemberontak sepenuhnya dibasmi dan terwujud prinsip kesatuan tentara nasional untuk menjalankan peran konstitusionalnya dalam mempertahankan kedaulatan dan kemerdekaan negara serta melindungi sistem pemerintahan sipil yang demokratis yang diharapkan.
Karena itu, sikap militer tegas bahwa peristiwa berdarah yang terjadi di Sudan merupakan akibat pemberontakan RSF dan upaya mereka untuk merebut kekuasaan dengan menggunakan senjata.
Ini murni merupakan masalah dalam negeri. Tidak perlu ada campur tangan eksternal (asing) untuk menyelesaikannya. Sikap militer Sudan ini didukung oleh Liga Negara Arab dan Uni Afrika baru-baru ini.
Yang diperlukan sekarang hanyalah dukungan politik untuk mewujudkan ketentraman di Sudan, selain menyalurkan bantuan kemanusiaan dan lainnya dengan berkoordinasi dengan pemerintah Sudan.
Sumber: Rilis Kedubes Sudan di Jakarta
Reporter: Achmad Sholeh (sumiukm2@gmail.com).
