MenkopUKM: Indonesia Perlu Banyak Entrepreneur untuk Wujudkan Ekonomi Baru Berbasis Inovasi dan Teknologi

MEGAPOLITANPOS.COM, Jakarta - Menteri Koperasi dan UKM (MenkopUKM) Teten Masduki menekankan Indonesia perlu melahirkan lebih banyak entrepreneur dan mewujudkan ekonomi baru melalui pendekatan inkubasi berbasis inovasi dan teknologi untuk menghasilkan produk baru yang kompetitif.
"Di negara maju seperti Jepang dan Korsel, UMKM menjadi bagian dari ‘Supply Chain Industry’ atau rantai pasok industri," kata MenkopUKM, Teten Masduki, pada acara Kick-Off bjbPreneur, di Jakarta, Kamis (1/2).
Menteri Teten pun mengajak asosiasi-asosiasi dalam pengembangan UMKM mulai melirik penggunaan inovasi dan teknologi. Karena, untuk melahirkan entrepreneur baru, maka harus memiliki kompetensi inovasi dan teknologi.
Baca Lainnya :
- Presiden Resmikan 80 Ribu Kopdes Merah Putih, LPDB Siapkan Dukungan Pembiayaan Operasional
- Menkop Dukung Jawa Timur Jadi Prioritas Utama Dalam Pengembangan Kopdes/kel Merah Putih
- Bangun Koperasi Modern, LPDB Optimalkan Program Inkubator
- Menkop: 103 Titik Percontohan Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih Siap Diresmikan 21 Juli 2025
- Menkop Budi Arie Yakini Kopdes, Kelurahan Merah Putih Perangi Kemiskinan
"Ini yang kita harus bangun. Ini yang sedang kita pelajari di berbagai negara tentang startup. Dari situ saya punya catatan, kita tidak memiliki ekosistem yang cukup untuk mengembangkan startup berbasis inovasi dan teknologi. Kita belum memiliki itu, karena harus menghubungkan riset dari BRIN dan perguruan tinggi, serta pembiayaan," kata Menteri Teten.
Sebab, Menteri Teten menyebut, UMKM tidak mungkin ada lompatan teknologi kalau tidak tergabung dalam industri (rantai pasok). "Yang ideal, bagaimana UMKM sebagian besar harus menjadi bagian dari rantai pasok industri. Industri maju UMKM-nya juga ikut maju," kata MenkopUKM.
Menurut MenkopUKM, Indonesia memiliki potensi menjadi negara maju dengan minimum pendapatan perkapita 13.000 dolar AS. Kalau tidak ada perubahan, tidak mungkin bisa mencapai pendapatan itu untuk menuju 2045. "Yang kita butuhkan adalah bagaimana kita ada lompatan untuk ke arah sana," kata Menteri Teten.
Oleh karena itu, MenkopUKM berharap muncul entrepreneur baru yang terdidik dari kampus. "Kita perlu pendekatan entrepreneur seperti ini, tidak bisa hanya pelatihan-pelatihan sepintas. Kita harus pilih telur yang bagus untuk dierami dan dibesarkan," kata Menteri Teten.
Dan untuk mengembangkan lembaga inkubator di kampus, MenkopUKM ingin agar hal ini ditekankan oleh kampus-kampus. "Survei kami menyebutkan 72 persen mahasiswa ingin menjadi entrepreneur. Ini sedang didiskusikan untuk dikembangkan bersama para rektor perguruan tinggi," kata Menteri Teten.
Lebih dari itu, MenkopUKM menekankan investasi asing harus bermitra dengan UMKM. Perusahaan besar mencari startup yang bisa bekerja sama dengan mereka, bukan mengambil alih yang kecil.
Terkait digitalisasi, MenkopUKM mengatakan akan terus mendorong upaya UMKM go digital. "Jangan, mereka hanya jualan saja. Hanya payment saja, tidak menggunakan IoT di hulu. Jadi, tidak melahirkan ekonomi baru," kata Menteri Teten.
Selanjutnya Menteri Teten juga terus mendorong digital ekonomi agar tidak dikuasai platform global. "Digital ekonomi kita harapkan tidak hanya berjualan di e-commerce, tapi juga meningkatkan penggunaan aplikasi digital untuk mengagresi usaha kecil," ucap MenkopUKM.
Menkop mengungkapkan, di KemenKopUKM, ada yang namanya Entrepreneur Hub, yang akan bekerja sama dengan Korsel, Jepang, dan Belanda. "Ada 500 startup yang docking di kami, kita inkubasi untuk lebih ke hulu agribisnis dan aquaculture," tutup Menteri Teten.(Reporter: Achmad Sholeh Alek).
