Lewat Halal bihalal Warga Kebon Bawang Bersama PLN Rajut Kembali Kepercayaan Sosial

Keterangan Gambar : santunan yang mempertemukan warga dengan jajaran PT PLN (Persero).
MEGAPOLITANPOS.COM, Jakarta, — Di tengah sorotan isu pembangunan Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) yang melintasi permukiman padat di Kebon Bawang, Jakarta Utara, sebuah momentum rekonsiliasi sosial hadir dalam bentuk kegiatan halal bihalal dan santunan yang mempertemukan warga dengan jajaran PT PLN (Persero). Acara yang berlangsung sore hari ini tak sekadar simbol maaf-memaafkan pasca-Idulfitri, namun menjadi titik balik hubungan antara negara dan rakyat.
Acara yang dihadiri lebih dari 250 warga terdampak ini juga dihadiri oleh tokoh-tokoh penting wilayah dan nasional, antara lain Walikota Jakarta Utara Ali Maulana Hakim, Kapolres Metro Jakarta Utara Kombes Pol Gidion Arif Setyawan, Dandim 0502 Kolonel Inf Renny P. Malau, serta General Manager PLN UID Jakarta Raya Defiar Anis.
Gema Sasmita, anggota Dewan Pakar Gerakan Solidaritas Nasional (GSN), juga turut membuka kegiatan dengan sambutan yang menggetarkan.
Baca Lainnya :
- Listrik Andal PLN Kawal Kemenangan Garuda Muda 8-0 atas Brunei di Laga Pembuka AFF U-23
- Listrik Andal PLN Kawal Kemenangan Garuda Muda 8-0 atas Brunei di Laga Pembuka AFF U-23
- PLN Indonesia Power UBP Lontar 3 dan Lapas Kelas I Tangerang Hadirkan Jawara Beton untuk Pemberdayaan Warga Binaan
- Ribuan Pengunjung CFD Padati PLN Gebyar 498 DKI Jakarta
- Semarak HUT ke-498 Kota Jakarta, PLN Beri Diskon Tambah Daya Khusus Pelanggan Jakarta
"Sekuatt-kuatnya tiang listrik berdiri, tidak akan pernah melebihi kekuatan doa warga yang ingin hidup tenteram. Dan sebesar-besarnya anggaran pembangunan, tidak akan pernah lebih berharga daripada kepercayaan rakyat yang diraih dengan ketulusan," ujar Gema yang langsung mendapat tepuk tangan panjang dari warga.
Tak hanya menggugah, Gema juga memberi arah baru dalam bingkai relasi antara rakyat dan pembangunan. Ia menegaskan bahwa bangsa ini tidak sekadar butuh infrastruktur, tapi juga butuh sentuhan dan perasaan.
"Negara ini tidak dibangun hanya dari kekuasaan dan modal, tapi dari air mata ibu-ibu yang sabar, dari harapan anak-anak yang berani bermimpi, dan dari tangan-tangan rakyat yang tidak lelah menjaga tanah tempat mereka berpijak. Dan bagian dari itu adalah masyarakat Kebon Bawang," tegasnya.
Gema juga menyampaikan salam untuk jajaran Majelis Permusyawaratan Pengasuh Pesantren Indonesia, khususnya Syekh Yusuf, serta menyampaikan hormat kepada Ketua Umum Kyai Fuad Krapyak dari Yogyakarta, menandakan dukungan moral dan spiritual yang lebih luas terhadap warga.
"Momentum ini bukan hanya tentang permintaan maaf dan pemberian santunan. Ini adalah ujian kedewasaan sosial kita. Kita tidak sedang mencari siapa yang salah. Kita sedang membangun siapa yang peduli". Katanya.
"Dan kepada warga Kebon Bawang yang saya cintai—ingatlah, negara kuat karena rakyatnya bersatu. Dan rakyat bersatu bukan karena perintah, tetapi karena rasa dihargai."
Santunan yang disalurkan PLN kepada warga menjadi simbol konkret niat baik yang disambut antusias warga. Pihak PLN sendiri menyatakan komitmennya untuk tetap membuka ruang dialog dan mencari solusi bersama demi keberlanjutan pembangunan dan kenyamanan masyarakat.
Acara ditutup dengan doa lintas agama dan jamuan makan bersama, yang menjadi penanda bahwa rekonsiliasi bukan hanya mungkin, tapi sedang benar-benar terjadi.
Kebon Bawang sore itu tidak hanya menjadi saksi silaturahmi, tapi juga sejarah: bahwa konflik bisa diubah menjadi kolaborasi, dan perbedaan bisa dipeluk dengan ketulusan.(Reporter: Achmad Sholeh Alek).
