Dibalik Sukses Warteg Warmo , Ternyata ini Asal Muasalnya

By Achmad Sholeh(Alek) 30 Okt 2023, 12:16:11 WIB UMKM
Dibalik Sukses Warteg Warmo , Ternyata  ini Asal Muasalnya

Keterangan Gambar : Poto: Sobirin generasi kedua pengelola Warteg Warmo


MEGAPOLITANPOS.COM, Jakarta- SIAPA yang tidak mengenal Warung Tegal(Warteg) Warmo. Warteg yang buka nonstop 24 jam setiap hari tidak kecuali hari raya Iedul Fitri, Selain masakannya yang enak harganya juga terbilang standar murah dan meriah.



Baca Lainnya :


Aneka Hidangan tersaji dari mulai Lauk pauk, Camilan, hingga minuman. So pengelola mengaku omzet dari usahanya perhari bisa mencapai 1,5 - 2,5 juta rupiah.






Warteg Warmo yang berlokasi persis di perempatan lampu merah di Tebet Timur Raya 1 D, RT 08, RW 10 ini mempunyai segudang kisah menarik dari mulai didirikannya, apa singkatan nama Warmo , siapa pendirinya, yang pasti sampai sekarang warteg tersebut masih tetap eksis dan mempunyai banyak pelanggan.

Pendiri warteg Warmo adalah H.Datsir dan istrinya Hj. Tarinah. Keduanya sudah almarhum almarhumah . Semula pasangan suami istri tersebut pada 1969 mendirikan rumah makan di Jl Kober bilangan Kp. Melayu Jakarta Timur.

Selain membuka warung makan,  H.Datsir juga bekerja sebagai penarik Becak. Hingga pada akhirnya ditahun yang sama 1969, H.Datsir dan istrinya menetap di bilangan Tebet dan membuka Warteg Warmo.

Sobirin anak dari almarhum H.Datsir dan almarhumah Hj. Tarinah merupakan generasi ke dua yang kini bergiliran bersama keluarga yang lainnya dalam mengelola Warteg Warmo. 

Kepada Media Senin, 30 Oktober 2023 Sobirin menuturkan kisahnya. Warteg Warmo pertama kali dibuka sejak tahun 1969 di Tebet yang kala itu Jalan ditebet masih belum beraspal. Nama Warteg Warmo bukan nama singkatan tetapi nama karyawan Warteg yang kali pertama kerja.

" ayah dan ibu saya bercerita, dulu lokasi depan warteg adalah tempat atau pangkalan Becak, Jalan pun tidak beraspal masih tanah dan belum padat penduduknya. Warteg Warmo bukan nama singkatan Warung Mojok atau apa, Warmo adalah nama salah satu karyawannya yang pertama menjadi icon, branding bagi nama Warteg Warmo. Kebetulan masyarakat sekitaran kalau mau makan ayu ke wartegnya si Warmo, yah sampai sekarang terkenalnya itu, dan kebetulan juga kita berada di simpangan lampu merah alias di pojokan bisa juga di artikan WArung MOjok." Jelas Sobirin.

KEBAKARAN

Diakui Sobirin, Warteg Warmo dulu beberapa kali mengalami kejadian musibah kebakaran, dari peristiwa tersebut tidak sedikit orang beranggapan atau mengaitkan musibah tersebut adalah bagian dari isu klenik.

" Pernah dua kali mengalami kebakaran, tapi sumbernya bukan dari kita tapi dari luar. Kita dari awal konsisten menyiagakan  alat pemadam kebakaran(Tabung Apar), kebetulan yang terkenalnya kita yang kebakaran padahal dua kali Sublabfor Polri tidak menemukan bukti sumbernya dari kita," terangnya.

Selain itu ada juga ungkapan masyarakat bahwa makan ditempat terasa lebih nikmat ketimbang di bawa pulang atau (take away), yang dikaitkan juga dengan anggapan klenik. Pria paruh baya itu menepis, hal itu merupakan anggapan miring masyarakat dan itu dianggapnya lucu.

" itu kesannya begini, banyak orang datang dari jauh bahkan dari Tangerang, Bekasi cuma makan ala kadarnya, bercerengkama dengan temannya sambil ngopi, karena suasananya disini beda, nyaman saja buat makan sambil bercerengkama ," imbuhnya.

Seiring waktu, berjamurnya usaha warteq disekitar tidak membuat lantas dirinya merasa tersaingi, malahan Sobirin yang juga petani di kampungnya ini mengaku merasa senang kalau melihat mereka yang mau berusaha.

"Saya malah merasa senang kalau mereka juga ramai, soal rejeki kan tuhan yang ngatur, pun kita juga punya segmen pasar sendiri sendiri." Kata dia.

Bahkan tambah Sobirin mantan karyawan yang pernah kerja di warteg Warmo juga  telah mempunyai usaha sendiri sendiri, " ada yang menjual nasi goreng, angkringan, warteg juga ada, malah kita bantu modal ala kadarnya," katanya.

Franchise

Ketika di tanya prospek franchise, Sobirin yang berhasil menyekolahkan anak hingga perguruan tinggi dan telah bekerja di Kepolisian dan Kantor LKBN Antara kembali menuturkan bahwa dirinya belum pokus ke arah itu.

" Untuk membuka franchise saya belum kearah itu, karena sudah menjamur juga pranchaes warteg. Ada sih wacana kesitu cuma sampai saat ini belum terealisasikan," tukasnya.

Sobirin menegaskan Warteg Warmo tidak membuka cabang, pun begitu Sobirin mengaku pernah membuka warteg di beberapa tempat. " paling kita pernah membuka cabang kebeberapa tempat  di Bogor, Bekasi, kali malang yang di kembangkan bersama keluarga, namun suasananya tetap ramai di warteg Warmo Tebet ini, akhirnya tempatnya tutup saya buat kontrakan," tutur Sobirin.

Selain berjualan secara langsung atau pembayaran tunai warteg Warmo juga melayani penjualan online dengan pembayaran berupa QRIS, Debit dsb.

" Kalau soal penjualan online dari semenjak awal ojol kita yang malah di serbu pembeli," katanya.

Langganan Artis

Selain para pejabat tidak ketinggalan para selebritis menjadi langganan warteg Warmo yang hampir setiap hari usai bekerja atau syuting makan di wartegnya.

Banyak juga sih pejabat dan artis, mungkin tak terhitung juga artis yang kerap makan disini, salah satunya Rafi Ahmad, walau sekarang jarang . Kalau buat pesanan untuk makanan syuting sih masih ada .

Kenaikan Bahan Pokok

Dampak kenaikan beras atau bahan pokok (Bapok)memang  dirasakan juga oleh para pengusaha warteg. Meski begitu Sobirin mengatakan tidak mengurangi porsi makanannya bagi para pelanggan, " semuanya normal saja seperti biasa meski memang terutama beras kenaikannya sangat tajam, tapi kita tidak  mengurangi porsi, pelayanan berjalan normal seperti biasa," tuturnya.

Kenaikan beras menurut Sobirin hanya menguntungkan pedagang beras atau orang orang yang bermain di penjualan Grosiran, sementara petani tidak diuntungkan sama sekali.

" Saya juga kan beground nya petani, saya paham kenaikan beras itu yang untung ya pedagang beras atau orang yang bermain disitu, penjual grosiran," kata dia. 

Kontribusi daerah

Sebagai pengusaha warteg, Sobirin merasa bersyukur sebab dari usahanya dapat berkontribusi buat daerah asalnya Tegal.

" Kita juga ada paguyuban warteg, IKBT kita balik kampung dan belanja di kampung kan bagian dari peningkatan ekonomi daerah, itu kontribusi kita pada daerah, kalau kontribusi pada Jakarta,  warteg itu kan menyediakan makan murah bagi masyarakat Jakarta, dengan 10 ribu bisa kenyang," jelasnya.

Jum'at berkah

Selain berkontribusi pada daerah, saat ini marak juga para pengusaha warteg dan rumah makan lainnya yang menyediakan harga spesial murah saat hari Jum'at, bahkan ada yang menggratiskan bagi para yatim piatu dan dhuafa.

"Ya adalah terutama bagi yatim piatu, tapi kita lebih bukan hanya di jakarta tapi ke daerah juga para sanak saudara kita bantu yang kita kira kutang mampu," katanya.

Pandemi

Mengenang masa masa pandemi Sobirin kembali menuturkan, bahwa saat pandemi pengaruhnya sangat signifikan dari omzet penjualan hingga batas waktu buka.

" Saat pandemi jelas berpengaruh selain keterbatasan jam operasional buka,  kita juga harus patuhi prokes seperti tidak boleh makan ditempat kecuali dibawa pulang, selain itu karyawan kita kurangi dari 10 cuma 4 orang yang dapat dipekerjakan," imbuhnya.

Meski terkena dampak pandemi bagi usahanya ,Sobirin menyebut sama sekali tidak menerima bantuan pemerintah atau pinjaman perbankan.

" Alhamdulillah kami keluarga bisa mengatasinya bersama keluarga, kita tidak mengenal pinjaman bank, Ya bantuan pemerintah ya gak ada juga sih, seingat saya dulu pas krismon 98 pemerintah mengratiskan masyarakat makan di warteg dengan dana pemerintah itu aja sih. Soal kredit atau apa kita gak mengajukan ke bank dana keluarga sendiri," terangnya.

Akhirnya Sobirin berpesan kepada para masyarakat kalau ingin berhasil harus kerja keras, Tekun, ulet dan telaten. Kondisi apapun harus dihadapi dan Jagan mudah menyerah.

" Kunci keberhasilan kita adalah kerja keras, ulet, telaten dan pokus dari yang akan kita kerjakan, jangan bercabang, satu aja dulu, nanti kalau sudah maju boleh saja mengembangkan usaha lain. Orang Tegal itu ulet, pekerja keras kalau satu lokasi sekiranya tidak hoky akan cari terus lokasi yang lain sampai pas bener, kita pendatang kalau tidak siap mental ya kalah gak bisa sukses," tutup Sobirin.(Reporter: Achmad Sholeh/Hawa EA).




  • Perjuangan Luar Biasa Sektor Ganda Putra Indonesia dalam Babak Semifinal Indonesia Open 2025

    🕔14:22:15, 08 Jun 2025
  • Menkop: Kopdes/Kel Merah Putih di Maluku Utara Jadi Contoh Nyata Menghadapi Tantangan yang Ada

    🕔10:55:48, 07 Jun 2025
  • BNI Perkuat Komitmen Lingkungan di Hari Lingkungan Hidup Internasional 2025

    🕔17:04:14, 05 Jun 2025
  • Jadiin Maumu, Rencanakan Ibadah Haji Pakai wondr by BNI

    🕔19:46:18, 05 Jun 2025
  • BNI Pastikan Layanan Keuangan Nasabah Tetap Aman dan Nyaman Sepanjang Libur Idul Adha

    🕔12:55:55, 04 Jun 2025