- Kemenkop dan DPRD Jateng Siap Bersinergi untuk Majukan Koperasi
- Menteri UMKM Beberkan Kriteria UMKM yang Masuk Penghapusan Piutang Macet
- BAPAN Terus Dorong Dugaan Kasus Mantan Bupati Bintan untuk di Proses Hukum
- Hetty Koes Endang Siap Tampil Meriahkan Konser Boney M, 50th Anniversary Tour di Jakarta
- DPRD) Kota Tangerang mengapresiasi inovasi layanan Persetujuan Bangunan Gedung PBG
- Babinsa Koramil Cibodas Antisipasi Bersihkan Lingkungan
- Ketahanan Pangan, Pelda Hery Monitoring Panen Lele Perdana
- Rumah Indent Belum Serah Terima Kunci, Konsumen villagio Residence Kecewa
- Duta Digital BNI Bantu Pemahaman PMI Hong Kong Melek Keuangan
- Babinsa Desa Pangkalan Koramil 01/Teluknaga Kopka Rohiman Gelar Komsos
Menteri UMKM Beberkan Kriteria UMKM yang Masuk Penghapusan Piutang Macet
Keterangan Gambar : Menteri Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Maman Abdurrahman
MEGAPOLITANPOS.COM, Jakarta- Menteri Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Maman Abdurrahman menjelkan kriteria UMKM yang masuk dalam daftar hapus buku penghapusan piutang UMKM berdasarkan payung hukum yang disetujui pada Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto sebagai bentuk affirmative action sertai wujud komitmen dan konsistensi negara dalam meringankan beban rakyat.
Menteri Maman mengatakan, kebijakan ini sangat baik, namun di sisi lain Kementerian UMKM perlu untuk mengantisipasi dan mencegah terjadinya moral hazard agar pengusaha UMKM tetap memiliki tanggung jawab dalam pengelolaan keuangan dan tidak sekadar menunggu kebijakan serupa di masa depan.
“Sebanyak kurang lebih 1 juta nasabah pengusaha UMKM yang sebelumnya telah tercatat masuk dalam daftar hapus buku Bank Himbara akan mendapatkan fasilitas penghapusan piutang,” kata Menteri Maman di Jakarta, Rabu (08/01).
Baca Lainnya :
- Menteri UMKM Beberkan Kriteria UMKM yang Masuk Penghapusan Piutang Macet
- Kemenkop Dorong Koperasi Masuk Sektor Industri Seperti di Eropa
- Wamenkop Ferry Ajak Koperasi Jasa TC Investama Sukseskan Program Strategis Kemenkop
- Hadapi Serbuan Impor Tekstil, Wamenkop Dukung Penguatan Koperasi Batik
- Menkop Dukung Srikandi ARUN Bentuk Koperasi Pengemudi Untuk Sukseskan Program Makan Bergizi Gratis
Menteri UMKM Maman menambahkan, pengusaha UMKM yang mendapat penghapusan piutang yaitu mereka yang sudah masuk dalam daftar hapus buku dan daftar hapus tagih dengan beberapa kriteria.
”Kriteria pertama, dalam Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2024 tentang Penghapusan Piutang Macet pada UMKM disebutkan bahwa maksimal piutang adalah Rp500 juta,” kata Maman.
Kriteria kedua, UMKM tersebut sudah masuk daftar hapus buku yang dimiliki Bank Himbara sejak 5 tahun yang lalu sebelum PP ini ditetapkan. Sedangkan kriteria ketiga yaitu nasabah UMKM tersebut sudah tidak memiliki kemampuan untuk membayar, serta tidak lagi memiliki agunan.
Menteri UMKM Maman menegaskan, Kementerian UMKM memiliki tanggung jawab untuk memberikan motivasi dan pemberdayaan pengusaha-pengusaha UMKM yang sudah mengajukan pinjaman yang tidak termasuk dalam daftar penghapusan piutang.
Jika melihat prinsip keadilan, ada 1 juta UMKM yang mendapat penghapusan piutang. Namun bagi pengusaha UMKM yang tidak mendapatkan penghapusan piutang, terbuka untuk mengakses fasilitas pinjaman agar dapat tumbuh melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR).
”Bagi pengusaha UMKM yang telah mendapatkan KUR, tidak dapat masuk dalam kriteria penghapusan piutang, karena telah memiliki asuransi atau jaminan,” kata Maman.
Menteri UMKM Maman juga menjelaskan bahwa bagi penerima KUR di bawah Rp100 juta, tidak perlu menggunakan agunan, dan hanya dikenakan bunga flat sebesar 6 persen. Jika ada yang menemukan ketidaksesuaian dengan aturan tersebut, maka dapat melaporkan ke Kementerian UMKM.
Ia menegaskan, Kementerian UMKM hadir untuk memitigasi jika terjadi ketidaksesuaian dalam implementasi kebijakan yang sudah dibuat. Selain itu Kementerian UMKM juga mengajukan kepada OJK untuk membuat sistem yang bernama Innovative Credit Scoring (ICS).
”Ke depan, para pengusaha UMKM diharapkan dalam mengakses pembiayaan tidak hanya dilihat dari agunan, melainkan menggunakan data alternatif seperti penggunaan listrik, aktivitas telekomunikasi, BPJS, dan transaksi e-commerce,” kata Maman.(Reporter: Achmad Sholeh Alek)