- Bukan Sekedar Musik, Trio Kuda Rilis Album Perdana Bertajuk Thrash Blues
- Kades Mojorejo Apresiasi Warga Swadaya Urug Jalan Berlobang
- Generasi Muda Siap Pimpin Tren Modest Fashion Dunia, JMFW 2026 Jadi Panggung Lahirnya Desainer Muda Indonesia
- Tingkatkan Ukuwah Islamiyah, Babinsa Daru Hadiri Tilawatil Qur\'an Tingkat Desa
- Cegah Gangguan Keamanan, Koramil Serut dan Komduk Patroli Malam
- Patroli Malam Bersama Komduk, Wujud Sinergi TNI dan Warga Jaga Keamanan
- Langkah Nyata Bupati Shalahuddin Pastikan Infrastruktur Berkualitas di Barito Utara
- Usai Larangan Thrifting Ilegal, Kementerian UMKM Fasilitasi Pedagang Beralih ke Produk Lokal
- Kolaborasi Positif DAD Barito Utara dan PT SMM, Wujud Kepedulian untuk Anak Kurang Mampu
- Pelayanan BPKB Ditlantas Polda Metro Dapat Pujian dari Warga, Dinilai Cepat dan Ramah
Anis Byarwati: Penagihan Rp60 Triliun Pajak Besar Bisa Tutupi Defisit Tanpa Utang Baru

Keterangan Gambar : Anis dalam wawancara dengan Trijaya FM, Rabu (24/09).
MEGAPOLITANPOS.COM, Jakarta,— Anggota Komisi XI DPR RI Fraksi PKS, Anis Byarwati, menilai langkah Menteri Keuangan Purbaya mengejar tunggakan pajak sebesar Rp60 triliun dari 200 wajib pajak besar sebagai kebijakan penting yang signifikan bagi kesehatan fiskal negara.
Menurutnya, keberhasilan penagihan ini akan memberi dampak langsung terhadap pengelolaan defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tanpa perlu menambah utang baru.
“Rp60 triliun itu jumlah yang sangat besar. Kalau berhasil ditarik, bisa menutupi 15–20% dari defisit APBN per Agustus 2025 yang mencapai Rp321,6 triliun. Artinya, negara tidak perlu menerbitkan surat utang baru. Ini langkah yang sangat membantu menjaga kesehatan fiskal sekaligus memberi ruang bagi pemerintah untuk membiayai program-program esensial,” ujar Anis dalam wawancara dengan Trijaya FM, Rabu (24/09).
Baca Lainnya :
- Wartawan Dilarang Liputan : Ini Penjelasan Anggota DPR RI Zulfikar S.H
- Anggota DPR RI Beri Bantuan Kepada TKW Korban Kecelakaan Kerja Asal Blitar
- Gelar Silaturahmi Pengurus dan Kader PKS, Dapil II dan III Serukan Target Legislatif 2029
- H Ateng Gelar Reses di Majalengka, Legislatif DPR RI Fraksi PKS Serap Aspirasi
- Siswa Merokok di Sekolah, Siapa Yang Berani Larang?
Lebih jauh, Anis menekankan bahwa langkah tersebut tidak hanya penting dari sisi fiskal, tetapi juga dari sisi keadilan.
“Kalau penunggak pajak besar bisa dieksekusi, akan ada efek jera dan rasa keadilan. Wajib pajak yang taat akan merasa dihargai, sementara yang tidak patuh mendapat sanksi tegas,” tegasnya.
Namun, ia mengingatkan bahwa tantangan terbesar bukan sekadar menagih Rp60 triliun, tetapi juga melakukan reformasi menyeluruh pada sistem perpajakan.
“Langkah berani ini harus diiringi dengan reformasi fundamental dalam sistem perpajakan. Kalau tidak, masalah tunggakan bisa terus berulang. Digitalisasi seperti Coretax harus benar-benar memudahkan masyarakat, bukan justru menyulitkan,” jelasnya.
Selain itu, Anis menyoroti pentingnya menjaga iklim usaha di tengah penegakan hukum perpajakan.
“Panduan yang jelas sangat penting. Jangan sampai penagihan ini justru menimbulkan kekhawatiran di kalangan dunia usaha. Ketegasan hukum memang sinyal positif bagi investor, tapi harus tetap diimbangi agar iklim usaha tidak terganggu,” ujarnya.
Di akhir pernyataannya, Anis mendorong peningkatan literasi perpajakan agar masyarakat memahami kewajiban pajak sebagai bentuk kontribusi, bukan beban.
“Pajak jangan sampai terasa seperti ‘memeras’. Kita perlu membangun kesadaran bahwa pajak adalah kontribusi bersama untuk bangsa. Semakin sehat iklim usaha, semakin besar penerimaan negara tanpa harus menambah utang,” pungkasnya.(Reporter: Achmad Sholeh Alek).

















