- RW 02 Tirtajaya Depok Gelar Pra Musrenbang 2026, Serap Aspirasi Warga hingga Tingkat DPRD
- BNI Dukung Film Timur Karya Iko Uwais, Dorong Ekonomi Kreatif Nasional
- Evaluasi II Semester I Sanggar Tari Mustika Ayu Dinilai Disbudpar, Spektakuler
- ABPEDNAS Tegaskan Komitmen Transparansi Desa, Jaksa Agung Jadi Ketua Dewan Pembina
- BNI Dukung Sean Gelael Tampil di Asian Le Mans Series 2025/26, Bawa Nama Indonesia ke Level Global
- SMKN 3 Jakarta Bekali Siswa Public Speaking dan Event Management Lewat Program Guru Tamu
- HMI Blitar Kritisi Pemerintah Lamban Penetapan Bencana Nasional
- Komitmen Wakil Rakyat Dukung Pembangunan Infrastruktur Daerah
- Anggota DPRD Barito Utara Sambut Baik Progres Penataan Jalan Pusat Kota Muara Teweh
- Tingkatkan Inprastruktur Kota, Pemkab Barut Laksanakan Proyek Pelebaran Jalan
Ojol Desak Hapus Zona Merah, Wali Kota Blitar Harus Bisa Urai Benang Kusutnya

Keterangan Gambar : Aksi demo pengemudi ojek online
MEGAPOLITANPOS.COM, Blitar- Ratusan driver ojek online (ojol) dan taksi online dari berbagai komunitas, seperti Torpedo, Cobra, dan Dragon, menggelar aksi demo di Kantor Wali Kota Blitar, Senin (1/12/2025). Mereka menuntut penghapusan zona merah yang melarang mengangkut penumpang di lokasi penjemputan, serta biaya parkir liar.
Ketua Komunitas Torpedo, Sony Rumanto mengatakan, bahwa transportasi online di Kota Blitar telah beroperasi sejak 2017, namun dalam perkembangannya, terdapat kesulitan bagi driver untuk mendapatkan orderan, terutama di Terminal Patria dan Stasiun Kota Blitar.
“Kita dihadapkan pada kenyataan bahwa masih adanya transportasi tradisional yang beroperasi di lokasi-lokasi tersebut,” kata Sony.
Baca Lainnya :
- HMI Blitar Kritisi Pemerintah Lamban Penetapan Bencana Nasional
- 2.9 Triliun Jadi APBD Majalengka 2026, Ini Alasannya
- Komisi IV Pastikan Penyaluran Bansos Tepat Sasaran Dengan DTSEN
- Komisi II Gelar Raker Dengan Perumda PPJ
- Diduga Menyimpang Terkait Volume Paving Lapangan Kelurahan Turi Layak Ditelusuri APH
Sony menandaskan, tuntutan utama para driver mengarah pada penghapusan zona larangan dan pembebasan biaya parkir.
“Kami berharap ada kesepakatan di mana transportasi online dapat mengambil lokasi untuk penjemputan penumpang,” tandasnya.
Sony menegaskan, bahwa sering terjadi gesekan antara pengemudi transportasi konvensional dan online.
“Kita semua sepakat bahwa konflik ini harus diselesaikan demi kenyamanan dan keamanan masyarakat,” tegasnya.
Sony berharap langkah ini bisa menjadi solusi bagi kedua belah pihak.
“Kami ingin menciptakan kesepakatan yang saling menguntungkan demi masyarakat,” pungkasnya.
Sementara Wali Kota Blitar, Syaiqul Muhibbin memberikan tanggapan positif terhadap tuntutan tersebut.
“Kami memahami aspirasi dari rekan-rekan komunitas pengemudi online. Insya Allah, kami akan memberikan surat edaran mengenai pembebasan zona merah ini,” kata Mas Ibin sapaan akrab Wali Kota Blitar.
Mas Ibin menambahkan, pemerintah akan segera mengeluarkan surat edaran mengenai tata kelola transportasi.
"Kami akan membuat edaran tentang bagaimana tata kelola transportasi agar bersifat tidak ada yang mengkhususkan atau menekankan," imbuhnya.
Lebih lanjut Mas Ibin menjelaskan, keberadaan Zona Merah merupakan kesepakatan antara driver ojek online dan offline.
“Zona merah itu sebenarnya bukan zona yang diberikan oleh pemerintah. Kesepakatan ini terjadi antara teman-teman ojek online dan offline," jelasnya.
Mas Ibin menandaskan, pemerintah tidak pernah mengeluarkan aturan resmi mengenai Zona Merah. Kota Blitar berkomitmen untuk menjadi kota pintar yang didukung oleh teknologi.
“Tentunya kami ingin agar semua jenis transportasi, baik online maupun offline, dapat beroperasi tanpa adanya pembatasan,” tandasnya.
Wali Kota menyerukan agar semua pihak yang terlibat dalam sektor transportasi dialog untuk menemukan solusi terbaik demi kemajuan ekonomi dan pelayanan pariwisata di Blitar.
"Dalam perekonomian, dalam transportasi, dalam pelayanan, itu tidak ada pembatasan-pembatasan," tegasnya.
Untuk meningkatkan pelayanan masyarakat dan wisatawan, Wali Kota Blitar berjanji akan memfokuskan upaya pemerintah pada penciptaan lingkungan transportasi yang aman dan nyaman, sehingga dapat memacu pertumbuhan ekonomi lokal.
"Kota Blitar sudah mencanangkan program smart city, dan kami ingin agar semua jenis transportasi bisa menggunakan teknologi yang ada," pungkasnya.
Sebagai langkah awal, uji coba pembebasan zona merah dijadwalkan akan dilakukan di Terminal Patria dan Stasiun Kota Blitar sebelum Natal dan Tahun Baru 2026. (za/mp)

















