Peserta Kontes Burung Walikota Blitar VIII Mengamuk
Kontes Burung Diwarnai Amukan Peserta

Keterangan Gambar : Peserta kontes burung yang protes
MEGAPOLITANPOS.COM, Blitar - Lomba burung Walikota Blitar ke VIII yang diselenggarakan di Pasar Burung Dimoro pada Minggu (21/08/22) sempat terjadi kericuhan, ini terjadi diduga karena juri dianggap curang oleh peserta dalam hal penilaian saat berlangsung di klas burung murai.
Dalam unggahan vidio yang berdurasi 29 detik ini seorang peserta memprotes hasil penilaian oleh dewan juri. Karena merasa dirugikan oleh oknum juri pria bertubuh tambun ini melampiaskan kejengkelannya masuk ke arena kontes sambil menendang - nendang tangga panjatan.
Padahal sebelumnya dikatakan oleh Walikota Blitar, orang nomor satu Kota Blitar ini sudah wanti wanti agar para juri bersikap netral agar dalam lomba burung tidak ada masalah berjalan lancar.
Baca Lainnya :
- Konferkorlub, Pengurus PWI Kota Tangerang Periode 2025-2028 Resmi Dilantik
- BNI Ajak Nasabah Private Nonton Langsung All England Badminton Championships di Birmingham
- BNI Dukung Penuh Pasangan Ganda Putra Indonesia Tembus Final All England ke-8 Berturut-turut
- Wakil Ketua DPRD : Tingkatkan Program Kemudahan untuk Pelaku Usaha
- Ketua DPRD: Peran Serta Masyarakat Kunci Sukses Kemajuan Kota
Walikota Santoso juga berpesan para juri hendaknya betul betul fair play, agar semua peserta merasa puas dengan profesionalisme para juri dalam pelaksanaan penjurian pelayanan termasuk perlakuan dewan juri kepada peserta kicau mania, mereka harus kita perlakukan sama, mereka sudah datang jauh jauh dari luar daerah untuk mengikuti lomba burung di pasar Dimoro.
"Jika nanti disini jurinya tidak fair play kan kasian mereka jauh jauh dari luar kota, maka dari itu saya minta agar panitia betul betul fair play dalam melaksanakan lomba burung Walikota Blitar ke VIII,"ini pesan Walikota Blitar Santoso usai membuka lomba didampingi Kepala Disperindag Hakim Sisworo.
Sementara itu menurut penuturan salah satu penonton yang mengaku bernama Wawan (47) warga Kabupaten Tulungagung yang menyaksikan kejadian ini kepada wartawan menuturkan kronologi kejadian geger di arena lomba.
Kejadiannya berlangsung menjelang sore hari, awalnya lomba yang dibuka Walikota berjalan lancar tidak ada protes dari peserta, namun begitu tiba giliran penampilan klas kontes paling bergengsi yakni burung kategori anis atau murai terjadi keributan, di klas bergensi ini biasanya sangat rawan konflik .
Karena salain biaya pendaftaran lumayan mahal dibanding biaya peserta jenis burung lainya, di kelas ini sangat rentan sekali.
"Yang saya tahu keributan terjadi setelah ada salah satu burung yang dinilai tidak bekerja, sedangkan menurut pemilik saat itu dilihatnya burung itu bekerja, tapi tidak bisa menang, mungkin karena pemilik merasa dirugikan lantas protes dan berteriak teriak, orang ini lalu masuk ke arena gantangan sambil menendang tangga panjatan," ucap setiawan
Dengan kejadian ini otomatis juga mengundang perhatian peserta lainya, keributan yang terjadi di lokasi gantangan pasar burung Dimoro, untuk menghindari keributan peserta sempat dihalau oleh panitia, karena dikawatirkan peserta yang tak puas atas keputusan dewan juri bertindak anarkis terhadap dewan juri, maka peserta ini dihalau keluar arena.
Perlu diketahui dari penulusuran wartawan penyelenggaraan kontes Walikota Blitar ke VIII nyaris batal digelar, pasalnya pada hari Sabtu (20/08/22) masalah perijinan yang diajukan oleh panitia dianggap belum melengkapi syarat ijin dari Gugus Tugas Covid 19, seperti diungkapkan oleh sumber informasi dari Intelkam Polres Blitar Kota sekitar pukul 16.00, pada hari Sabtu. Karena lomba ini membawa nama Walikota Blitar dan disinyalir belum mengantongi ijin dari Polisi, penelusuran media dilanjutkan menghubungi Walikota Blitar di rumah dinas. Maksud konfirmasi kepada Walikota tapi keterangan disampaikan melalui ajudan Sabtu malam sekitar pukul 19.00 membenarkan adanya agenda lomba itu akan dilaksanakan dan sudah diketahui Walikota, namun masalah perijinan saat itu belum tahu kalau dari Polres Blitar Kota belum menurunkan, padahal lomba harus dilaksanakan hari Minggu (21/08/22)
Selanjutnya wartawan berusaha melakukan konfirmasi kepada eko yang disebut sebagai ketua panitia sekitar pukul 20.20 WIB, sejumlah awak media ditemui oleh ketua panitia di lokasi gantangan pasar burung Dimoro, dikatakan oleh eko intinya masalaj ijin baru akan keluar malam itu,
"Iya mas ijin baru keluar informasi dari Petugas Intelkam Sabtu malam Minggu, dan bisa diambil jam sembilan, dan lomba bisa dilaksanakan," tukasnya.(za/mp)
