Demi Bertahan Dari Krisis, ASN Nyambi Berjualan Bakso di Pinggiran Jalan

Keterangan Gambar : Poto MP(Sumi ASN penjual bakso)
Jakarta(MegapolitanPos.com): Situasi perekonomian memang sedang tidak menentu, berbagai kebutuhan biaya hidup mengalami kenaikan. Banyak masyarakat masih merasakan dampak akibat terimbas krisis global pandemi covid 19.
Memang tidak dipungkiri pemerintah juga telah turut serta membantu mengendalikan akibat dampak krisis global tersebut dari mulai adanya program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN),BPUM, dan bansos lainnya.
Namun hingga kini dampak kesulitan ekonomi masih banyak dirasakan masyarakat,para pedagang, industri rumahan usaha jasa sering mengeluh akibat lesunya pendapatan mereka.
Baca Lainnya :
- Menteri UMKM Sebut Hari Kewirausahaan Nasional Sebagai Momentum Perkuatan Ekosistem Berwirausaha
- Buka Rekening BNI dan Aktivasi wondr by BNI, Raih Berbagai Keuntungan di BNI Java Jazz Festival 2025
- Pemkot Blitar Gelar Upacara Hari Kebangkitan Nasional ke-117 Wujudkan Pemerintah Kota Blitar Semakin SAE dan Tangguh
- FLS3N Siswa SDN Manggarai 01 Cibono Melaju ke tingkat Kota
- Berdayakan Penyandang Disabilitas, PetroChina Jabung Gelar Pelatihan Menyulam dan Bordir Selama 5 Hari
Pun tidak terkecuali yang di alami seorang ibu rumah tangga yang bekerja sebagai ASN di kementerian Koperasi dan UKM(Kemenkop UKM) yang bernama sebut saja Sumiyati(44).
Dirinya yang seorang ASN sejak 2019 lalu masih saja mengalami himpitan ekonomi. Wanita yg mempunyai 3 anak yang masih duduk di bangku sekolah itu nyambi berjualan bakso tusuk dipinggiran jalan bahkan rela hingga larut malam sampai pukul 1,30 WIB.
Menurut Sumi panggilan nama sehari harinya, yang pernah kuliah jdi Universitas Attahiriyah Jakarta jurusan fakultas Ekonomi tersebut usaha sampingan yang dilakukannya seusai pulang kerja atau waktu senggang disaat kerjaan nya sedang sepi.
" Yah mau apalagi yang penting halal, nggak korupsi dan kerjaan juga lagi sepi tidak banyak kegiatan, kalau dahulu beda sikonnya dengan ;sekarang,K/L danany juga berkurang otomatis kegiatannya juga berkurang," katanya.
Ditambahkannya gaji sebagai ASN (golongan 3b) tidak mencukupi untuk menutupi kebutuhannya sehari - hari ditambah untuk membiayai salah seorang anaknya yang sedang kuliah di salah satu perguruan tinggi di Bogor.
" Kalau mengandalkan gaji ya berapa sih masih gali lobang tutup lobang. Apalagi masih banyak pinjaman Perbankan disana sini," ujarnya.
Diakuinya saat ini sulit apa apa mahal ,besar pasak daripada tiang,apalagi kata dia suaminya yang berprofesi sebagai wartawan juga sedang mengalami kepailitan.
" Saya juga maklum pada suami saya ,kalau keadaan sekarang tidak selayak dahulu,perusahaan medianya juga sedang mengalami kesulitan dana,sehingga untuk gaji saja tertunda tunda bahkan di cicil,dan pendapatan diluaran juga jarang ada," ungkapnya.
Sumi menceritakan bagaimana dirinya mengatur waktu untuk usaha sampingan, sepulang kerja dirinya langsung ke tempat pembuat bakso yang tidak jauh dari rumhnya di bilangan Manggarai Selatan Tebet dan kemudian dia mendorong gerobak ke tepi jalan untuk menjajaki dagangannya.
"Yah terpaksa itu saya lakukan buat tambahan jajan anak, Kalau soal untung sebenarnya tidak seberapa,per butir saya cuma dapat 300 rupiah, kadang sampai tengah malam pukul 1.30 pagi saya hanya dapat antara 30-50 ribu, ya mau apa lagi disyukuri dan dinikmati aja," katanya.
Apa yang dilakukannya semata demi meringankan biaya hidup ditambah untuk biaya anak anaknya yang kini masih di bangku sekolah dan kuliah.
Soal bantuan ataupun perhatian dari pemerintah atau ditempanya dia bekerja,Sumi mengaku tidak tersentuh sama sekali," yah karena saya sebagai ASN, masyarakat kan taunya ASN itu lebih enak padahalkan sama saja," imbuhnya.
Sementara dia tidak banyak berharap dari pemerintah ataupun tempatnya dia bekerja,dirinya berharap hanya bisa melakukan apa yang bisa dilakukan, sepanjang tidak merugikan orang lain.
" Berharap sih berharap,cuma mau berharap apa lagi sekarang ini selain kepada Tuhan, ya sabar aja,dunia berputar koq, saya Yaqin bukan saya saja yang mengalami kesulitan, mungkin dibawah saya masih ada yang jauh lebih merasakan kesulitan," imbuhnya.
Kemudian Sumi menuturkan bahwa setelah nanti biaya cukup untuk membuat SIM dirinya ingin untuk mendaftar ojol atau kurir di Sofie atau Maxim" Sekarang belum mendaftar karena belum memiliki SIM sebagai syarat mendaftar Ojol, yang mungkin kalau sudah mendaftar Ojol hasilnya bisa lebih lumayan dan tidak terlalu melelahkan," pungkasnya.(ASl/Red/Mp).
