Bedah Buku Perang Semesta Melawan Sindikat Penempatan Ilegal: Negara Tidak Boleh Kalah dan Hukum Harus Bekerja

Keterangan Gambar : Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) menggelar Bedah Buku 'Perang Semesta Melawan Sindikat Penempatan Ilegal',
MEGAPOLITANPOS.COM, Jakarta - Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) menggelar Bedah Buku 'Perang Semesta Melawan Sindikat Penempatan Ilegal', di Phala-wan Terrace Café, Kalibata, Jakarta Selatan, Kamis (7/3/2024).
Bedah buku itu diawali dengan kata sambutan dari Kepala BP2MI Benny Rhamdani serta penyerahan buku kepada narasumber yang akan mengulas lebih dalam isi buku tersebut.
Adapun BP2MI menghadirkan beberapa narasumber, antara lain, Wakil Ketua III Dewan Pengarah Satgas Sikat Sindikat BP2MI, Romo Beni Soesetyo, Sekjen Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI) Bobi Anwar Ma'arif, Kepala Divisi Publishing Media Indonesia, Iis Zatnika, dan Kepala Redaksi Jawa Pos Jakarta, Susilo.
Baca Lainnya :
- Bupati Blitar Rijanto Apresiasi Kineja Baznas, Bantu Atasi Stunting dan Kemiskinan Ratusan Warga Garum Kurang Mampu Disertai Santunan
- Safari Ramadhan Bersama Mas Ibbin Menambah Kedekatan dengan Masyarakat dan Alim Ulama Kota Blitar
- Berbagi Berkah Ramadan, Kodim 0506/Tgr Bagikan Takjil
- Bareskrim Polri dan Polda Jajaran Merilis Hasil Ungkap Peredaran Gelap Narkoba 4.171 Ton
- Reaksi Cepat, Sertu A Dinah Bantu Evakuasi Korban Pohon Tumbang
"Saya ingin kehadiran kita dalam bedah buku ini memberikan pemikiran-pemikiran bernas. Tentu saya berharap bedah buku tidak hanya di ruangan ini tetapi bisa diperluas dan dikembangkan lagi dalam kajian akademik," ujar Benny.
Diungkap Benny, bahwa proses pembuatan buku tersebut melalui jalan panjang dan berat. Dia pun mengapresiasi kepada semua tim yang terlibat, sejak proses penyusunan hingga akhirnya buku bisa diluncurkan dan dibedah isinya ke hadapan publik.
Benny menyebut, ada tiga permasalahan utama dalam kendala pelindungan pekerja migran Indonesia. Yaitu, pertama, mindset publik yang melihat pekerja migran Indonesia sebagai beban dan sumber masalah. Kedua, kejahatan sindikat dan calo yang tidak kunjung selesai, dan ketiga, komitmen negara untuk memberantas oknum aparat yang terlibat membekingi sindikat.
"Saya tidak rela jika kita berlutut kepada sindikat yang mengendalikan nasib anak bangsa,” tandas Benny yang senantiasa berikhtiar dan mengajak semua elemen untuk melawan sindikat perdagangan dan penempatan ilegal PMI serta jadikan kejahatan itu sebagai musuh bersama.
Wakil Ketua III Dewan Pengarah Satgas Sikat Sindikat BP2MI, Romo Beni Soesetyo, menilai karya buku tersebut cukup bagus memberikan gambaran kinerja BP2MI dibawah kepemimpinan Benny Rhamdani. Karya ini juga disebutnya akan menjadikan BP2MI sebagai lembaga yang menjalankan program-program kerja yang jelas dan mengatasi akar persoalan.
"Dokumentasi ini sangat penting bagi kita untuk melihat bahwa negara memang harus hadir dan kehadiran negara melalui lembaga ini melindungi pekerja migran," cetus pria yang akrab disapa Romo Beni.
Sementara narasumber Sekjen Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI), Bobi Anwar Ma'arif, mengungkapkan bahwa seorang Benny Rhamdani adalah sosok yang berani menyuarakan, bahwa tidak hanya keterlibatan oknum aparatur negara yang terlibat penempatan ilegal. Oknum dari BP2MI sendiri pun juga bahkan pernah terlibat dalam kejahatan itu.
"Dia (Benny Rhamdani) berani mengatakan negara selama ini telah abai terhadap masalah PMI. Lebih tajam lagi mengatakan proses penempatan ilegal melibatkan aparat penegak hukum dan termasuk orang BP2MI sendiri. Menurut saya itu pernyataan yang luar biasa berani bagi pejabat publik," tandas Anwar.
Untuk diketahui, Buku Perang Semesta Melawan Sindikat Penempatan Ilegal: Negara Harus Hadir, Negara tidak Boleh Kalah, dan Hukum Harus Bekerja diterbitkan oleh Media Indonesia Publishing. Karya ini memotret kinerja Kepala BP2MI Benny Rhamdani memimpin lembaga tersebut dalam empat tahun sejak 15 April 2020. Benny mentransformasi BP2MI hingga menjadi sebuah lembaga fungsional, yang betul-betul melayani, menghormati, dan melindungi PMI dari ujung rambut hingga ujung kaki seperti diamanatkan oleh Presiden RI Joko Widodo (Jokowi).
"Terima kasih kepada Kepala BP2MI Benny Rhamdani, karena sudah dipercaya menjadi tim penyusun buku ini," ucap Iis.
Di kesempatan sama, Kepala Redaksi Jawa Pos Jakarta, Susilo menyebut, sepak terjang Benny Rhamdani dalam pelindungan pekerja migran Indonesia tidak cukup dirangkum dalam 19 bab buku ini. Menurut Susilo, buku ini bukan legacy, tetapi dokumentasi progresif perubahan pelindungan pekerja migran Indonesia.
“Jargon negara harus hadir, negara tidak boleh kalah terhadap sindikat, bukan cuma milik pak Benny atau BP2MI saja, saya rasa media juga punya tanggung jawab itu,” pungkasnya.(*/Anton)
