Ketua Umum Asdoki : Gunakan Alat dari Metode Sunat dengan Sekali Pakai

By Sigit 05 Jan 2024, 21:30:59 WIB Tangerang Kota
Ketua Umum Asdoki : Gunakan Alat dari Metode Sunat dengan Sekali Pakai

Keterangan Gambar : Ketua Asosiasi Dokter Khitan Indonesia (Asdoki) dr Darsono


MEGAPOLITANPOS.COM Kota TangerangKetua Asosiasi Dokter Khitan Indonesia (Asdoki) dr Darsono menyarankan untuk menggunakan alat dari metode sunat terkini dengan sekali pakai dan alat sunat itu harus dirusak. 

"Penggunaan alat dari metode sunat terkini itu harus sekali pakai. Maksudnya di sini alat tersebut harus di rusak agar tidak bisa digunakan kembali, " katanya dr Darsono kepada wartawan, Jumat, 5 Januari. 

Dokter Darsono merupakan salah satu dari empat dokter di Indonesia yang menemukan metode modern sunat atau khitan.

Baca Lainnya :

Menurut pria kelahiran Kota Tangerang ini, jika alat sunat yang sudah dipakai lalu digunakan kembali, dikhawatirkan dapat menularkan infeksi silang.

"Infeksi silang adalah perpindahan kuman penyakit (virus atau bakteri) yang terjadi dari satu orang ke orang lainnya melalui perantara seperti benda, atau dari satu bagian tubuh ke bagian tubuh lainnya, seperti ISK, HIV, " katanya. 

"Jangan hanya demi mendapatkan keuntungan yang lebih besar pihak penyelengara atau klinik sunat/khitan menggunakan alat tersebut sampai dua kali pakai. Kesehatan dan kenyamanan anak-anak merupakan tujuan utama metode terkini yang saat ini ada," tambahnya. 

Dokter muda yang melakukan penelitian terkait khitan sejak 2019-2021 ini berhasil menemukan satu metode sunat yang tidak mengganggu aktivitas anak dalam proses pendidikan dan bermainnya.

"Metode ini merupakan metode penyempurnaan dari metode yang ada namanya tekno klem. Metode ini tidak mengganggu aktivitas seperti sekolah dan bermainnya anak-anak. Anak dan orang tua juga tidak perlu merasa khawatir dan ketakutan lagi. Metode tekno klem ini cepat  sembuhnya, " katanya

Dijelaskan, alat Cetak Tekno Klem Dibuat dengan Bahan Baku Polycarbonat. Diketahui bahwa arti sunat dalam bahasa Arab disebut dengan Khitan yang bermakna memotong. Bagi kaum Muslim, sunat merupakan salah satu syarat sholat, yaitu thaharah atau bersuci dari hadas dan najis.

Selain hal itu, sunat mengurangi risiko infeksi penyakit seksual menular seperti human papilloma virus (HPV) dan penyakit seksual menular seperti herpes atau sifilis.

Sebelum ditemukan metode terkini, sunat sempat menjadi momok yang menakutkan bagi anak laki-laki. Rasa sakit, bengkak dan tiduran seminggu membuat banyak anak lelaki untuk takut menghadapi sunat. Bagi pria beragama Islam, sunat merupakan sesuatu yang wajib. 

Menurut dr Darsono, hal ini yang membuat dirinya concern dengan urusan Khitan. Hal yang dinilai sebelah mata namun wajib untuk dilakukan oleh pria yang beragama Islam.

Langkah awal yang ditempuhnya dengan mulai mempelajari semua metode sunat berikut efeknya yang ada di tingkat nasional dan internasional.

"Saya mempelajari semua metode sunat. Setelah itu saya diminta menjadi pembicara di berbagai seminar tentang sunat. Sunat itu tadinya dinilai sebelah mata namun merupakan hal yang wajib dilakukan semua pria yang mengaku dirinya muslim," katanya dr Darsono kepada wartawan, Jumat, 5 Januari.

Dokter ini menjelaskan dalam setahun ada dua juta lima ratus anak laki-laki di Indonesia yang wajib sunat. Berdasarkan data tersebut dan didorong ingin bermanfaat untuk sesama, pria berkacamata ini mulai melakukan penelitian di tahun 2019.

"Percobaan pertama dan kedua itu gagal. Percobaan dilakukan dengan menggunakan penis dummy yang memiliki berbagai ukuran penis. Untuk menyempurnakannya dengan membaca berbagai tulisan jurnal di dunia internasional. Baru dalam percobaan ketiga saya menemukan metode yang disebut dengan Tekno Klem, "katanya.

Tekno klem ini diciptakan sebagai alat cetak untuk sunat yang di kombinasi dengan sealer (lem kulit) sebagai pengganti jahitan.

"Sehingga sunat modern saat ini tanpa alat menempel,  tanpa perban dan tanpa jahit," paparnya dengan lugas.

Keyakinan akan temuannya itu juga diperlukan pengakuan dari publik dan komunitas disiplin ilmunya. Selanjutnya dokter muda ini membagikan alat temuannya kepada 60 dokter di seluruh provinsi di Indonesia.

"Masing-masing dokter, saya bagikan lima alat dengan gratis dan kemudian saya minta testimoni dari dokter tersebut dan pasien yang menggunakannya. Syukur sekali tidak ada yang mengecewakan, " katanya.

Bahan baku dari temuanya yang diberi nama Tekno Klem itu adalah Polycarbonat yang berbahan plastik. Bahan dasar alat ini dipastikan tidak mengandung limbah yang berbahaya.

"Saya pastikan alat itu tidak mengandung limbah b3 yang berbahaya bagi masyarakat karena Polycarbonat itu berbahan plastik, " tandasnya. ** (Jhn)




  • Serma Hamdani Pimpin Karbak Bersihkan Rumput, Saluran Air

    🕔14:18:12, 10 Jul 2025
  • Dukung Program Ketahanan Pangan, Kasdim 0506/Tgr Tanam Jagung Serentak

    🕔17:32:45, 09 Jul 2025
  • Angka Stunting di Bawah Nasional, Kota Tangerang Tuai Apresiasi Mendukbangga Wihaji

    🕔14:12:34, 08 Jul 2025
  • Mendukbangga Wihaji Apresiasi Kesuksesan Program Bedah Rumah di Kota Tangerang

    🕔15:15:25, 08 Jul 2025
  • Tanggap Darurat Banjir, Pemkot Tangerang Dirikan 11 Posko Kesehatan di Lokasi Terdampak

    🕔13:19:38, 08 Jul 2025
  • 32°CHujan rintik-rintikJakarta - Hari Ini

    Jum'at

    29°C

    Sabtu

    30°C

    Minggu

    31°C

    Senin

    30°C

    Selasa

    30°C

    Rabu

    29°C


    Kanan - Iklan SidebarKanan - Iklan Sidebar

    Temukan juga kami di

    Ikuti kami di facebook, twitter, Instagram, Youtube dan dapatkan informasi terbaru dari kami disana.