Kasdim 0506/Tgr Bacakan Amanat Menteri Komunikasi dan Digital

MEGAPOLITANPOS.COM Kota Tangerang - Kasdim 0506/Tgr Letkol Arm Laode Irwan Halim membacakan amanat menteri Komunikasi dan Digital Republik Indonesia di kegiatan Upacara Bendera memperingati Hari Kebangkitan Nasional 20 Mei 2025 di Makodim 0506/Tangerang. Selasa, (20/05/2025).
Hadir dalam upacara, para perwira Staf Kodim 0506/Tgr, Para Danramil Jajaran kodim 0506/Tgr dan Prajurit dan PNS TNI kodim 0506/Tgr.
Amanat Menteri Komunikasi dan Digital Republik Indonesia di Upacara Hari Kebangkitan Nasional yang di bacakan Kasdim 0506/Tgr Letkol Arm Laode Irwan Halim mengatakan, tepat pada tanggal 20 Mei 2025, kita tidak sekedar memperingati sebuah tanggal dalam kalender Nasional. Kita sedang membuka kembali halaman penting dari sejarah perjuangan bangsa, halaman yang ditulis bukan dengan tinta biasa, tetapi dengan Kebangkitan kesadaran, semangat persatuan dan keberanian menolak untuk terus terjaga.
Baca Lainnya :
- Wakili Danramil, Babinsa Hadiri Sertijab Kepsek SMPN 1 Kelapa Dua
- Kehadiran Babinsa Menambah Kesadaran, Soal Kebersihan Lingkungan
- Menuju 1000 Episode : Family 100 Indonesia Semakin Meriah, Semakin Heboh, Hadiah Melimpah
- Bupati Asahan Wisuda 48 Orang Santri Lembaga Tahfidz Al-Quran Pemkab Asahan
- Pemerintah Kabupaten Asahan Gelar Khitanan Massal
117 tahun yang lalu, di tengah keterbatasan dan tekanan kolonialisme, lahirlah sebuah kesadaran baru yang menyalakan api perubahan. Melalui pendirian Budi Utomo, bangsa ini mulai membangun keyakinan bahwa nasib tidak boleh selamanya digantungkan kepada kekuatan asing; bahwa kemajuan hanya mungkin dicapai bila kita bangkit berdiri di atas kekuatan kita sendiri.
Namun, kebangkitan itu bukanlah sebuah peristiwa yang selesai dalam satu masa. Kebangkitan adalah ikhtiar yang terus hidup. Ia menuntut kita untuk tidak terjebak dalam romantisme masa lalu, tetapi menuntut keberanian untuk menjawab tantangan zaman ini, jaman yang menghadirkan ujian jauh lebih kompleks.
Disrupsi teknologi, ketegangan geopolitik, krisis pangan global dan ancaman terhadap kedaulatan digital kita.
"Kita hidup di zaman ketika batas-batas geografis semakin kabur, dan peradaban bergerak dalam kecepatan yang tak lagi ditentukan oleh jarak, melainkan oleh kemampuan untuk beradaptasi dan memimpin perubahan. Di tengah arus besar itu, Indonesia tidak berdiri terombang-ambing, tidak pula berdiri di tepi sebagai penonton. Pilihan ini bukan tanpa landasan," ucapnya.
"Sejak awal, para pendiri bangsa telah meletakkan prinsip yang menjadi jangkar kita dalam menghadapi dunia politik luar negeri yang bebas dan aktif. Dalam arus globalisasi yang semakin kuat, kita bersyukur bahwa Indonesia terus melangkah dengan tenang, menjaga keseimbangan antara keterbukaan dan kemandirian," tambahnya. ** (Nan)
