- Dandim 1013 Muara Teweh Lepas Keberangkatan Anggota Satgas Mobile RI PNG
- Penasehat DWP Kementerian UMKM, Tina Maman Sebut Regenerasi dan Inovasi Jadi Kunci Kesuksesan Pengusaha UMKM
- Wujudkan Asta Cita Perkuat Sumber Daya Manusia, BNI Hadirkan Kesetaraan Gender di Ruang Kerja
- Dukung Asta Cita Prabowo, Program BNI BUMI Tingkatkan Ekonomi Hijau
- Menkop Budi Arie Ungkap Empat Strategi Agar Koperasi Tumbuh dan Berdaya Saing
- Kementerian Ekonomi Kreatif Berikan perlindungan kekayaan intelektual kepada 1.001 kreator konten Indonesia
- Pemerintah Tingkatkan Awareness dan Perlindungan untuk 1001 Kreator Konten Indonesia
- Hasil Penelitian Temukan Sertifikat Berada di Luar Garis Pantai, Kementerian ATR/BPN Akan Lakukan Proses Pembatalan
- Peringati HUT ke-79, Persit KCK Gelar MCU di RS Daan Mogot
- Mayor Inf Sudibyo Pantau Kunjungan Wamen BUMN ke Dapur Sehat di Curug Kulon
Penasehat DWP Kementerian UMKM, Tina Maman Sebut Regenerasi dan Inovasi Jadi Kunci Kesuksesan Pengusaha UMKM
Keterangan Gambar : Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kementerian Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM),
MEGAPOLITANPOS.COM, Cirebon - Penasehat Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kementerian Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM), Tina Maman Abdurrahman, menekankan pentingnya faktor regenerasi dan inovasi sebagai kunci kesuksesan bagi pengusaha UMKM di era digital.
"Saya kagum dengan anak-anak muda yang mau melestarikan budaya dengan beragam inovasi seperti di sini," ujar Tina Maman Abdurrahman saat mengunjungi kawasan EB Batik Tradisional, Cirebon, Jawa Barat, Kamis (23/1) bersama Istri Wakil Menteri (Wamen) UMKM Novi Helvi Moraza dan jajaran DWP Kementerian UMKM.
Menurutnya regenerasi adalah tantangan besar yang harus dihadapi, apalagi jika usahanya sudah melegenda. Untuk itu Tina berpesan kepada para pengusaha UMKM di EB Batik Tradisional untuk terus bergotong-royong.
Baca Lainnya :
"Mari kita menjadi pengusaha tapi jangan bersaing personal, utamakan bergotong royong agar batik merawit Cirebon tidak punah," ujar Tina.
Merawit merupakan teknik dalam membatik yang bertujuan untuk menghasilkan garis-garis sangat tipis sekitar 0,1-0,3 mm dengan latar warna terang.
Proses merawit memakan waktu sekitar 6-12 bulan untuk selembar kain, lantaran membutuhkan tingkat ketelitian tinggi dan bahan berkualitas, seperti canting dan malam (lilin).
Karena keunikan, batik merawit sudah meraih sertifikat Indikasi Geografis dari Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual. Tak heran jika selembar batik merawit dibanderol Rp3,5-12 juta.
Batik merawit hanya diproduksi oleh perajin di delapan desa di Kabupaten Cirebon, yakni Trusmi Kulon, Trusmi Wetan, Kaliwulu, Wotgali, Gamel, Sarabau, Panembahan, dan Kalitengah. Diperkirakan, saat ini terdapat sekitar 1.000 perajin yang menguasai teknik merawit di Kabupaten Cirebon.
Selepas dari EB Batik, jajaran DWP Kementerian UMKM melanjutkan kunjungan ke salah satu sentra UMKM legendaris di Cirebon yakni Kampung Batik Trusmi.
Di sana jajaran DWP Kementerian UMKM melihat langsung proses membatik secara tradisional dan mengunjungi museum batik. Tak hanya itu, mereka juga dipersilakan praktik membatik dengan teknik cap.
Di akhir kunjungan, Tina dan Penasihat DWP Kementerian Koperasi Dina Budi Arie menyempatkan untuk live shoping. Turut hadir Istri Wamen Koperasi Sita Komaladewi beserta jajaran DWP Kementerian Koperasi.(Reporter: Achmad Sholeh Alek).