- Penyuluhan Pertanian Jadi Program Non Fisik TMMD Tigaraksa
- Kembali Gelar Tarling, Sachrudin-Maryono Kompak Salurkan Hibah dan Bantuan Lembaga Pendidikan Keagamaan
- Bupati Asahan Ikuti Sosialisasi Jaga Garda Desa
- DPD Gerindra Banten Bagikan Ribuan Paket Takjil dan Santuni Puluhan Yatim
- Kodim 0506/Tgr Bersama Vihara Darma Budi Bagikan Takjil Nasi Box
- Non Fisik TMMD Ke-123 Berikan Berikan Penyuluhan Kesehatan
- Polri Maksimalkan Layanan Hotline 110 Saat Mudik Lebaran 2025
- Pj Bupati Dan Kadisbudparpora Barito Utara, Terima Audensi Finalis Putri Indonesia 2025, Asal Muara Teweh, Aksan Nadia Ramadhana
- Investasi Sukuk ST014 Lewat wondr by BNI Bisa Dapat Cashback Hingga Rp10Juta
- KPU, Bawaslu Dan Pemkab Barito Utara Ikuti RDP Pemungutan Suara Ulang (PSU) Pasca Putusan MK Pilkada Barito Utara 2024
Kenapa STY di Pecat dan Tepatkah Patrick Kluivert Sebagai Pelatih Baru Timnas Indonesia ?

MEGAPOLITANPOS.COM - Berawal dari hasil draw dengan Bahrain 2:2 di menit perpanjangan waktu. Pasca pertandingan di ruang ganti, para pemain meminta agar STY berdiskusi dan menyampaikan strategi yang dimainkan saat kalah dengan Bahrain. Namun STY menolak bahkan dengan keras berteriak strategi adalah Hak Pelatih.. !!
Sejak saat itulah terjadi pelatihan di timnas tubuh karena bagi pemain berbicara dan evaluasi adalah hal biasa di Eropa.
Perbedaan persepsi ini kian membesar dan, konon, merambat hingga memberikan “hukuman” non-teknis pada laga berikutnya melawan China pada 15 Oktober 2024.
Baca Lainnya :
- Berbagi Berkah Ramadan, Kodim 0506/Tgr Bagikan Takjil
- Bareskrim Polri dan Polda Jajaran Merilis Hasil Ungkap Peredaran Gelap Narkoba 4.171 Ton
- Reaksi Cepat, Sertu A Dinah Bantu Evakuasi Korban Pohon Tumbang
- Bupati dan Wakil Bupati Asahan Sidak MPP
- TMMD 123 Kodim Tigaraksa dan Warga Tetap Mengecor Jalan di Bulan Ramadhan
Kita terheran-heran saat itu dan menganggap mengapa STY melakukan eksperimen dan gagal saat lawan Cina. Dimana Thom Haye, Jordi Amat, Sandy Walsh, bahkan Malik, diparkir di bangku cadangan. Yang mengejutkan pula, kapten ban Jay Idzes tiba-tiba dicopot, lalu dipindahkan ke lengan Asnawi.
Eksperimen tersebut lebih dilandasi oleh hukuman yang diberikan oleh STY kepada sejumlah pemain tersebut yang paling menuntut adanya diskusi dan evaluasi setiap pasca pertandingan. Ada dinamika non-teknis—seperti pergesekan ego, mis-komunikasi, atau kendala kultural—yang memicu retakan semakin melebar.
Ketidakharmonisan tersebut melibatkan Mees Hilgers dan Eliano Reijnders, dua pilar diaspora yang baru-baru ini mulai unjuk gigi bersama Skuad Garuda. Kabar pun sempat mengira kemungkinan potensi “gesekan baru” jika Ole Roemeny ikut bergabung, mengingat kepribadiannya disebut mirip dengan Mees Hilgers
PSSI pun, menurut sumber, terpaksa turun tangan langsung demi meredam keadaan. Itulah mengapa kita melihat pertandingan kontra Bahrain, Cina, Jepang dan Arab Saudi. Ketum PSSI selalu hadir di ruang ganti untuk memotivasi dan menjaga keharmonisan timnas.
Dan tentu kita bertanya-tanya saat timnas melawan Cina, Saudi dan Jepang bermain seperti tanpa visi dan kemenangan melawan Saudi tidak lepas dari faktor keberuntungan yang saat itu hinggap di timnas kita.
Dipecatnya STY meski menyakitkan hati namun itu adalah wewenang PSSI, namun publik kembali bertanya-tanya mengapa PSSI memilih Patrick Kluivert sebagai pelatih baru Timnas Indonesia. Rekam jejak Kluivert di dunia kepelatihan setidaknya belum tergolong gemilang. Malah cenderung meredup.
Pengalaman pahit Eto saat di Inter Milan menggantikan Mancini dengan pelatih baru seharusnya menjadi pelajaran, apalagi untuk sekelas timnas yang sedang fokus di penyisihan piala dunia mengganti pelatih yang minim prestasi jelas penuh resiko.
Seharusnya Eto tidak hanya berpaku pada keharmonisan timnas tapi juga melihat kualitas pelatih yang menggantikan STY. Patrick Kluivert sebagai pemain memang moncer tapi sebagai pelatih prestasinya masih mencret. ** penulis (Agung Nugroho||Pemaen Bola Kampung)
